1. A bird in hand is worth two in the bush
> Seekor burung di tangan lebih berharga daripada dua ekor burung di udara
2. A
burnt child dreads the fire > Pengalaman yang pahit akan membuat
seseorang lebih berhati-hati
3. Action
speak louder than words > Banyak bekerja sedikit berbicara.
4. A
friend is need is a friend inded > Sahabat sejati adalah yang ikut tertawa
dalam kesenangan dan ikut menangis dalam kesusahan.
5. A
fruiless life is useless life > Hidup tak berarti tanpa berbuat sesuatu yang
bermanfaat.
6. A
good example is the best sermont > Lebih baik memberi contoh yang baik
daripada menasehati.
7. A
little done is well is better than much done badly > Sedikit karya yang
dilakukan dengan sempurna lebih bermanfaat daripada banyak pekerjaan yang tidak
menentu.
8. A
little is better tahn none > Sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.
9. All
start is difficult > Semua permulaan itu sulit.
10. All
the word is a stage > Dunia ini seluruhnya panggung sandiwara.
11. A
man wihout ambition is like a bird without wing > Manusia tanpa cita-cita
bagai burung tanpa sayap.
12. Among
the blinds the one eyed man is king > Diantara banyak orang buta, rajanya
ialah yang bermata satu.
13. An
angry man meeds no counsel > Pemarah tidak peduli pada nasihat baik.
14. A
penny saved is a penny earned > sedikit demi sedikit lama-lama menjadi
bukit.
15. Stupid
wolker will blame others for his fauled instead of himself > tukang yang
bodoh akan menyalahkan perkakasnya, bukan menyadari kesalahan dirinya.
16. A
true friend is one soul in two bodies > Kawan yang sejati bagaikan satu
jiwadalam dua tubuh.
17. As
s wolf in sheeps clothing > bagai serigala berbulu kambing.
18. A
slander is more dangerous than murder > fitnah itu lebih kejam daripada
pembunuhan.
19. A
toddler is always fall > anak yang baru pandai berjalan selalu terjatuh.
20. A
tree in known by its fruit > Pohon itu di kenal karena buahnya.
21. A
way to be a good, belief on god > Jalan yang terbaik adalah mempercayai
adanya Tuhan.
22. Bad
news travel fast > Berita keburukan cepat tersiarnya.
23. Barking
dogs seldom bite > Anjing menggonggong tidak menggigit.
24. Bending
without breaking > mengalan bukan berarti kalah.
25. Be
sure your sin will find you > Hukum karma pasti akan menimpa diri anda.
26. Better
buy than borrow > Lebih baik membeli daripada meminjam.
27. Better
face in danger than be always in fear > Lebih baik menghadapi bahaya
daripada hidup selalu dalam ketakutan.
28. Better
late than never > Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
29. Blood
is thicker than water your own relations come first > Ikatan kekeluargaan
didahului oleh kepentingannya.
30. Blood
is thicker than water > ikatan keluarga lebih kuat dari segalanya.
31. Clean
liness is next to god lines > Kejujuran itu menghendaki kehendak Tuhan.
32. Command
your temper, last it command you > Kuasailah dirimu, bila tidak maka kamu
akan dikuasai oleh tabiat.
33. Confine
your tongue, lest it confine you > kendalikan lidahmu sebelum lidahmu
menguasaimu.
34. Cut
your coat according to your cloth > sesuaikan pengeluaranmu dengan
penghasilanmu.
35. Coward
die any times before their death > Seorang pengecut mati sewaktu sebelum
kematiannya.
36. Descend
a tiger cant be a lamb > keturunan harimau tidak akan menjadi kambing.
37. Despise
another, despise your self > Menghina orang lain berarti menghina diri
sendiri.
38. Diamond
in the mud is always glowed > intan di lumpur sekalipun tetap bercahaya.
39. Don’t
depend on others but rely on your self > Jangan gantungkan dirimu pada orang
lain, tetapi percayalah pada diri sendiri.
40. Early
bird gets worm > Tuhan akan memberikan rezeki kepada makhluknya yang lebih
dulu bangun.
41. East
orwest, home is best > Hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan di
negeri sendiri.
42. Education
is an ornament is prosperity and a refuge in adversity > Pendidikan itu
ialah perhiasan di waktu senagn dan tempat perlindungan diwaktu susah.
43. Empty
case has louder sound > Tong kosong nyaring bunyinya.
44. Every
cloud has silver lining > Setiap kesulitan merupakan jembatan untuk
kemajuan.
45. Every
man is the architect of his own fortune > Nasib seseorang bukan bergantung
pada binatang melainkan terletak pada dirinya sendiri.
46. Fairure
is not misfortune > Kegagalan bukan berati suatu kemalangan.
47. Fall
on time and stand up two times > Jatuh sekali bangkit, maka berdirilah dua
kali.
48. Full
coin, full pint > banyak uang banyak kesulitan/persoalan.
49. Gratitude
is the memery of the heart > kebaikan akan selalu terkenang di hati.
50. Great
things have small beginings > Hasil pekerjaan yang besar dari permulaan yang
kecil.
51. Health
is better than wealth > Kesehatan lebih berharga daripada kekayaan.
52. He
is wish who speak a little > orang yang bijaksana bicaranya sedikit.
53. He
that can not jock bear a jock should not make one > Bila anda tidak mau
diganggu, maka janganlah menggangu orang lain.
54. He
that a pity upon the poor lend into the lord, and that which he has given will
he pay again> Barangsiapa yang mengasihi orang miskin, ia memberi pinjaman
kepada Tuhan, maka Tuhan pun akan membalas kebaikannya.
55. Hunger
drives the wolf from the wood > kelaparan menimbulkan kejahatan.
56. If
we subdue not our passions they will subdue us > Bila kita tidak
mengendalikan nafsu kita, maka nafsu itu akan memperbudak diri kita.
57. Knowledge
is power > pengetahuan itu adalah puncak dari segalanya.
58. Look
before you leap > Berfikirlah sebelum mengambil keputusan.
59. Make
hay while the sun shines > sedia payung sebelum hujan.
60. More
haste, less speed > Terlalu tergase-gesa justru mengurangi kecepatan.
61. Old
birds are not to be caouht with chaff> orang yang berpengalaman tidak mudah
tertipu.
62. Pride
is the begining of destruction > Kesombongan adalah awal dari keruntuhan.
63. Reading
is the best teacher > Membaca adalah guru yang terbaik.
64. Success
never comes to the indolence > keberhasilan tidak pernah datang pada orang
yang malas.
65. To
be reluctant to make in quires will make one go astray > Malu bertanya akan
sesat di jalan.
66. To
err is human, to forgive is difine > Berbuat adalah sifat manusia,
mengampuni adalah mulia dan terpuji.
67. To
kill two birds with one stone > Sambil menyelam minum air.
68. United
we stand, devided we fall > Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
69. Wealth
does not always help to produce happines > Kebahagiaan tidak bersumber pada
kekayaan.
70. While
there is life, there is hope > Dimana ada kehidupan, disana pasti ada
harapan.
71. Where
there is a will there is a way > Dimana ada kemauan disana pasti ada jalan.
72. Where
there is smoke there is fire > Dimana ada api, disana pasti ada asap.
73. Who
never tries can never win a price > Orang yang btidak pernah berusaha
melakukan sesuatu pekerjaan maka ia tak akan pernah berhasil.
74. Youth
is the hope foer tomorrow > Pemuda merupakan harapan bangsa.
75.
Youth is the time to form manners >
Dimasa muda adalah waktu terbaik untuk membina dan menyempurnakan sifat dan
kelakuan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. You can teach a student a lesson for a
day; but if you can teach him to learn by creating curiosity, he will continue
the learning process as long as he lives. ~Clay P. Bedford.
“Kau dapat mengajarkan sebuah pelajaran pada seorang
siswa selama sehari; tapi jika kau mengajarinya belajar dengan menciptakan
keingintahuan, dia akan lanjutkan proses belajarnya selama dia masih hidup”
2. Get over the
idea that only children should spend their time in study. Be a student so
long as you still have something to learn, and this will mean all your
life. ~Henry L. Doherty
“Aturlah ide layaknya anak kecil yang habiskan waktu
mereka saat belajar. Jadilah penuntut ilmu selama kau masih memiliki sesuatu
untuk dipelajari, dan hal ini akan menjadi tujuan seluruh hidupmu”
3. I am
learning all the time. The tombstone will be my diploma. ~Eartha
Kitt
“Aku belajar setiap waktu. Batu nisan akan menjadi
ijazahku.”
4. A
single conversation with a wise man is better than ten years of study.
~ChineProverb
“Satu perbincangan dengan satu orang
bijak itu lebih baik dari belajar 10 tahun”
5. When the student
is ready, the master appears. ~Buddhist Proverb
“Ketika siswa siap, guru muncul.”
6. It is
important that students bring a certain ragamuffin, barefoot irreverence to
their studies; they are not here to worship what is known, but to question
it. ~Jacob Bronowski
“Penting bagi siswa bersikap tidak sopan pada pelajaran mereka; karena
mereka disini tidak untuk menyembah apa yang mereka ketahui, melainkan
menanyakannya.”
7. Education
consists mainly of what we have unlearned. ~Mark Twain
“Pendidikan umumnya berisi tentang apa yang telah kita
hapus dari ingatan”
8. Man's mind, once
stretched by a new idea, never regains its original dimensions. ~Oliver
Wendell Holmes
“Pikiran manusia, sekali renggang oleh satu ide, tak
akan memperoleh kembali dimensi aslinya.”
9. You learn
something every day if you pay attention. ~Ray LeBlond
“Jika kau perhatikan, sebenarnya kau belajar sesuatu
setiap hari.”
10. The
most useful piece of learning for the uses of life is to unlearn what is
untrue. ~Antisthenes
“Meninggalkan ingatan tentang apa yang tidak benar itu Serpihan belajar
paling manfaat bagi hidup.”
11. Some people will never learn anything,
for this reason, because they understand everything too soon. ~Alexander
Pop
“Beberapa orang tidak akan pernah belajar sesuatu pun,
karena mereka terlalu cepat memahaminya.”
12. Children have to be educated, but they
have also to be left to educate themselves. ~Abbé Dimnet, Art of
Thinking, 1928
“Anak-anak harus dididik, tapi mereka harus
ditinggalkan untuk mendidik diri sendiri.”
13. I don't think much of a man who is not
wiser today than he was yesterday. ~Abraham Lincoln
“Saya tidak tahu ada seorang manusia yang lebih tidak
bijaksana hari ini dari pada hari kemarin.”
14. The ink of the scholar is more sacred than
the blood of the martyr. ~Mohammed
“Tinta seorang ilmuwan itu lebih keramat daripada
darah seorang martir (syahid.”
15. Learning is a treasure that will follow
its owner everywhere. ~Chinese Proverb
“Belajar itu warisan yang akan mengikuti pemiliknya
dimanapun berada.”
16. All the world is a laboratory to the
inquiring mind. ~Martin H. Fischer
“Jagat raya itu adalah laboratorium bagi pikiran yang
serba ingin tahu.”
17. I am always ready to learn although I
do not always like being taught. ~Winston Churchill
“Saya selalu siap belajar meski saya tidak selalu suka
diajar.”
18. The purpose of learning is growth, and
our minds, unlike our bodies, can continue growing as we continue to
live. ~Mortimer Adler
“Tujuan belajar itu kedewasaan, dan otak kita,
tidak seperti tubuh kita, dapat terus tumbuh dewasa selama kita terus hidup.”
19. There are some things you learn best in
calm, and some in storm. ~Willa Cather
“Ada beberapa hal yang baiknya kau pelajari dengan
tenang, dan sebaliknya.”
20. There are many things which we can afford to
forget which it is yet well to learn. ~Oliver Wendell Holmes, Jr.
“Ada banyak hal yang kita mampu lupakan, dimana hal
tersebut belum kita pelajari.”
21. I am defeated, and know it, if I meet
any human being from whom I find myself unable to learn anything. ~George
Herbert Palmer
“Aku kalah, dan aku tahu itu, jika saya bertemu
manusia yang tidak bisa aku dapatkan pelajaran darinya.”
22. Always walk through life as if you have
something new to learn and you will. ~Vernon Howard
“Selalu jalani hidup seolah-olah kau mempunyai hal
baru untuk dipelajari dan kau mau mempelajarinya.”
23. Beware of the man who works hard to learn
something, learns it, and finds himself no wiser than before. ~Kurt
Vonnegut, Jr.
“Waspadalah terhadap manusia yang bekerja keras
mempelajari sesuatu, dan menemukan dirinya tidak lebih bijak dari sebelumnya.”
24. I find four great classes of students:
The dumb who stay dumb. The dumb who become wise. The wise who go
dumb. The wise who remain wise. ~Martin H. Fischer
“Saya menemukan 4 jenis siswa: pertama, si dungu tetap
dungu. Kedua, si dungu yang menjadi bijak. Ketiga, si bijak yang menjadi dungu.
Dan keempat, si bijak yang tetap bijak.”
25. No
matter how one may think himself accomplished, when he sets out to learn a new
language, science, or the bicycle, he has entered a new realm as truly as if he
were a child newly born into the world. ~Frances Willard, How I
Learned to Ride the Bicycle
“Tidak masalah bagaimana seorang berpikir dirinya
telah berkembang, ketika dia berangkat untuk mempelajari satu bahasa baru, ilmu
baru, atau sepeda baru, ia memasuki satu wilayah secara benar seolah dia anak
kecil yang baru lahir di dunia.”
26. Anyone who stops learning is old, whether at twenty
or eighty. ~Henry Ford
“Seorang yang berhenti belajar itu tua, baik dia
berumur 20 ataupun 80 tahun.”
27. It is not hard to learn more.
What is hard is to unlearn when you discover yourself wrong. ~Martin H.
Fischer
“Tidak berat untuk belajar lebih banyak. Yang berat
adalah tidak menghapus ingatan kita ketika kau menyadari bahwa kau sendiri
salah.”
28. Each day learn something new, and just as
important, relearn something old. ~Robert Brault
Pelajarilah hal baru setiap hari, sama pentingnya, pelajari
lagi hal lama.”
29. If the past cannot teach the present and the
father cannot teach the son, then history need not have bothered to go on, and
the world has wasted a great deal of time. ~Russell Hoban
“Jika masa lalu tidak bisa mengajarkan kita tentang
masa kini, dan seorang ayah tidak bisa mengajarkan anaknya, maka sejarah tidak
butuh mengganggu untuk berlanjut, dan dunia telah menyia-nyiakan banyak waktu.”
30. You have learned something. That always
feels at first as if you had lost something. ~H.G. Wells
“Kau telah mempelajari sesuatu. Hal tersebut
pertamanya terasa seolah kau telah kehilangan sesuatu.”
31. I have never in my life learned
anything from any man who agreed with me. ~Dudley Field Malone
“Dalam hidupku, saya tidak pernah belajar sesuatu dari
seorang yang selalu setuju denganku.”
32. Every act of conscious learning requires the
willingness to suffer an injury to one's self-esteem. That is why young
children, before they are aware of their own self-importance, learn so easily.
~Thomas Szasz
“Setiap tindakan belajar secara sadar membutuhkan
kemauan untuk menderita luka pada jiwanya. Itulah mengapa anak kalian, sebelum
mereka sadar rasa ego mereka, belajar dengan sangat mudah.”
33. I am what the librarians have made me with a
little assistance from a professor of Greek and a few poets. ~Bernard
Keble Sandwell
“Saya adalah apa yang pustakawan buat untukku dengan
sedikit bantuan dari seorang professor Yunani dan sedikit sastrawan.”
34. Learn as much as you can while you are young,
since life becomes too busy later. ~Dana Stewart Scott
“Belajarlah sebanyak kau bisa selagi kau muda, karena
hidup nanti menjadi terlalu sibuk.”
35. The illiterate of the 21st century will not
be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and
relearn. ~Alvin Toffler
“Orang yang tidak berpendidikan pada abad 21 bukanlah
mereka yang tidak bisa baca tulis, tapi mereka yang tidak bisa belajar, tidak
bisa menghapus pelajaran (yang salah), dan tidak bisa mengulang belajar.”
36. Learning is a lifetime process, but there
comes a time when we must stop adding and start updating. ~Robert Brault,
“Belajar adalah proses seumur hidup, tapi adakalanya
saat kita harus berhenti menambah (ilmu) dan memulai memperbaharui (ilmu)
37. Learning without thought is labor
lost. ~Confucius
“Belajar tanpa pikiran itu seperti buruh yang
tersesat.”
38. The best of my education has come from the
public library... my tuition fee is a bus fare and once in a while, five cents
a day for an overdue book. You don't need to know very much to start
with, if you know the way to the public library. ~Lesley Conger
“Pendidikan terbaikku datang dari perpustakaan umum..
biaya sekolahku adalah karcis bis, dan sesekali, lima sen sehari untuk membaca
buku bekas. Kau tidak perlu tahu bagaimana memulainya, jika kau tahu cara pergi
ke perpustakaan umum.”
39. The
man who is too old to learn was probably always too old to learn. ~Henry
S. Haskins
“Manusia yang terlalu tua untuk belajar mungkin selalu terlalu tua untuk
belajar.”
40. We learn more by looking for the answer to a
question and not finding it than we do from learning the answer itself.
~Lloyd Alexander
“Kita lebih banyak belajar dengan mencari jawaban dari
pertanyaan dan tidak menemukannya daripada yang kita lakukan saat mempelajari
jawabannya.”
41. You
don't understand anything until you learn it more than one way. ~Marvin
Minsky
“Kau tidak mengerti sesuatu pun sampai kau mempelajarinya lebih dari satu
cara.”
42. The important thing is not so much that every
child should be taught, as that every child should be given the wish to
learn. ~John Lubbock
“Hal paling penting itu bahwa setiap anak kecil harus
diajar, seperti halnya setiap anak kecil itu seharusnya diberi harapan tuk
belajar
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. In
family life, love is the oil that eases friction, the cement that binds closer
together, and the music that brings harmony. Eva Burrows
Dalam
kehidupan keluarga, cinta adalah pelumas perselisihan, semen yang mengikat jadi
satu, dan musik yang membawa keharmonisan..
2. Families
are the compass that guide us. They are the inspiration to reach great heights,
and our comfort when we occasionally falter. Brad Henry
Keluarga
adalah kompas yang memandu (arah) kita. Ia adalah inspirasi untuk mencapai
puncak, yang menghibur saat kita goyah..
3. Other
things may change us, but we start and end with the family. Anthony
Brandt.
Sesuatu
bisa mengubah kita, tapi kita mulai dan berakhir bersama keluarga kita.
4. The
only rock I know that stays steady, the only institution I know that works is
the family. Lee Iacocca
Satu-satunya
batu yang tetap kokoh, satu-satunya institusi yang berfungsi hanyalah
keluarga__menurut saya.
5. Call
it a clan, call it a network, call it a tribe, call it a family: Whatever you
call it, whoever you are, you need one. Jane Howard.
Sebut
saja keluarga itu suku, sebut saja keluarga itu jaringan, sebut saja keluarga
itu rumpun bangsa, atau sebut saja keluarga tetap keluarga : apapun engkau
menyebutnya, siapapun kamu, kamu butuh sebuah keluarga.
6. Feelings
of worth can flourish only in an atmosphere where individual differences are
appreciated, mistakes are tolerated, communication is open, and rules are
flexible -- the kind of atmosphere that is found in a nurturing family. Virginia
Satir
Perasaan
'Pantas' dapat tumbuh subur pada situasi dimana perbedaan individu dihargai,
kesalahan ditolerir, komunikasi terbuka, aturan fleksibel--jenis
situasi ini hanya ditemukan pada keluarga yang bahagia.
7. No
matter what you've done for yourself or for humanity, if you can't look back on
having given love and attention to your own family, what have you really
accomplished? Elbert Hubbard
Apapun
yang telah kau lakukan untuk dirimu sendiri atau untuk kemanusiaan, jika kau
tidak bisa memberikan cinta dan perhatian terhadap keluargamu sendiri, lalu apa
yang sudah kau lakukan?
8. We
cannot destroy kindred: our chains stretch a little sometimes, but they never
break. Marquise de Sévign
Kita
tidak bisa menghancurkan keluarga: rantaiannya kadang longgar, tapi tak kan
pernah putus.
9. Your
family and your love must be cultivated like a garden. Time, effort, and
imagination must be summoned constantly to keep any relationship flourishing
and growing. Jim Rohn
Keluargamu
dan kekasihmu harus ditanami layaknya sebuah kebun. Waktu, usaha dan impian
harus dipelihara terus menerus agar menyuburkan dan menumbuhkan setiap hubungan
keluarga.
10.
I know why families were created with all
their imperfections. They humanize you. They are made to make you forget yourself
occasionally, so that the beautiful balance of life is not destroyed. Anais
Nin
Saya
tahu mengapa keluarga diciptakan dengan semua ketidaksempurnaannya. Keluarga
memanusiakanmu. Keluarga diciptakan untuk membuatmu lupa akan dirimu sendiri,
sehingga keseimbangan hidup yang indah tidak rusak.
11. You
don't choose your family. They are God's gift to you, as you are to them. Desmond
Tut
Kau
tidak memilih keluargamu sendiri. Keluarga adalah anugerah Tuhan, seperti
halnya kau untuk keluargamu.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
To speak and to speak well are two
things. A fool may talk, but a wise man speaks. ~Ben Jonson
Berbicara
dan berbicara dengan baik adalah dua hal yang berbeda. Orang dungu mungkin bisa
ngomong, tapi orang bijak itu bicara.
2.
If you wouldn't write it and sign it,
don't say it. ~Earl Wilson
Jika kau
tidak menulisnya dan menandainya, maka jangan mengatakannya.
3.
Two monologues do not make a
dialogue. ~Jeff Daly
Dua
monolog tidak membuat satu dialog.
4.
The older I grow the more I listen to
people who don't talk much. ~Germain G. Glien
Semakin
aku dewasa, semakin aku mendengarkan orang yang jarang bicara.
5.
Most conversations are simply monologues
delivered in the presence of a witness. ~Margaret Millar
Kebanyakan
obrolan adalah sebatas monolog yang disampaikan pada seorang saksi.
6.
To be able to ask a question clearly is
two-thirds of the way to getting it answered. ~John Ruskin
Untuk bisa
menanyakan sebuah pertanyaan dengan jelas itu sudah dua per tiga dari cara
menjawabnya.
7.
There is no such thing as
conversation. It is an illusion. There are intersecting monologues,
that is all. ~Rebecca West (Cicily Maxwell Andrews), "The Harsh
Voice," There Is No Conversation, 1935
Tidak ada
yang namanya obrolan. Itu adalah ilusi. Yang ada hanyalah memotong monolog. Itu
saja.
8.
By swallowing evil words unsaid, no one
has ever harmed his stomach. ~Winston Churchill
Dengan
menelan kata-kata buruk yang tak jadi diucapkan, tidak ada seorangpun yang akan
sakit perut.
9.
The kindest word in all the world is the
unkind word, unsaid. ~Author Unknown
Kata-kata
paling manis di dunia adalah kata yang tidak manis, karena tidak diucapkan.
10.
Euphemisms are unpleasant truths wearing
diplomatic cologne. ~Quentin Crisp
Euphemisme
adalah kebenaran yang tak menyenangkan dengan memakai minyak colon diplomatis.
11.
The trouble with talking too fast is you
may say something you haven't thought of yet. ~Ann Landers
Masalah
terlalu cepat bicara itu ada karena kau mengatakan sesuatu yang kamu belum
pikirkan.
12.
Everything becomes a little different as
soon as it is spoken out loud. ~Hermann Hesse
Segalanya
menjadi sedikit berbeda setelah diucapkan dengan lantang.
13.
The real art of conversation is not only
to say the right thing at the right place but to leave unsaid the wrong thing
at the tempting moment. ~Dorothy Nevill
Seni
sejati percakapan tidak hanya mengatakan hal yang benar pada tempat yang benar
tapi juga tidak mengatakan hal yang salah pada momen yang menarik.
14.
The easiest way to save face is to keep
the lower half shut. ~Author Unknown
Cara terbaik
untuk menyelamatkan muka adalah menjaga mulut setengah tertutup.
15.
Even a fish wouldn't get into trouble if
he kept his mouth shut. ~Author Unknown
Bahkan
seekor ikan akan mendapatkan masalah jika ia tetap menutup mulut.
16.
Among my most prized possessions are words
that I have never spoken. ~Orson Rega Card
Diantara
hartaku yang paling berharga adalah kata-kata yang tidak pernah saya ucapkan.
17.
Be careful of your thoughts; they may
become words at any moment. ~Ira Gassen
Berhati-hatilah
dengan pikiranmu; ia bisa menjadi ucapan suatu waktu.
18.
Silence is one of the hardest arguments to
refute. ~Josh Billings
Diam
adalah salah satu argument paling sulit tuk disangkal.
19.
Foolishness always results when the tongue
outraces the brain. ~Author Unknown
Kebodohan
selalu berakhir saat lidah mendahului otak.
20.
The words you choose to say something are
just as important as the decision to speak. ~Author Unknown
Kata-kata
yang kau pilih saat mengatakan sesuatu itu sepenting keputusan berbicara.
21.
Let a fool hold his tongue and he will
pass for a sage. ~Pubilius Syrus
Biarkan
orang bodoh menahan lidahnya dan dia akan menjadi bijaksana.
22.
An inability to stay quiet is one of the
conspicuous failings of mankind. ~Walter Bagehot
Ketidakmampuan
untuk diam adalah salah satu kegagalan yang nyata umat manusia.
23.
I am annoyed by individuals who are
embarrassed by pauses in a conversation. To me, every conversational
pause refreshes. ~George Sanders
Saya
terganggu dengan orang-orang yang merasa malu karena jeda saat berbincang. Bagi
saya, setiap jeda perbincangan adalah penyegaran kembali.
24.
Isn't it surprising how many things, if
not said immediately, seem not worth saying ten minutes from now? ~Arnot
L. Sheppard, Jr.
Bukankah
mengherankan bagaimana banyak hal, jika tidak dikatakan segera, nampak tidak
pantas diucapkan dalam 10 menit dari sekarang?
25.
Speak when you are angry and you will make
the best speech you will ever regret. ~Ambrose Bierce
Berbicaralah
saat kau marah dan kau akan membuat pidato terhebat yang takkan pernah kau
sesali.
26.
Don't tell your friends about your
indigestions: "How are you!" is a greeting, not a
question. ~Arthur Guiterman, A Poet's Proverbs
Jangan
katakan pada kawanmu tentang ketidak sanggupan mencernamu: “Apa kabarmu!” itu
sapaan, bukan pertanyaan.
27.
Once a word has been allowed to escape, it
cannot be recalled. ~Horace
Sekali
kata diizinkan tuk lepas, ia tidak bisa ditarik kembali.
28.
Don't speak unless you can improve on the
silence. ~Spanish Proverb
Jangan
berbicara jika kau dapat bertambah baik saat diam.
29.
One of the lessons of history is that
nothing is often a good thing to do and always a clever thing to say.
~Will Durant
Salah satu
pelajaran sejarah adalah bahwa tidak ada hal yang baik tuk dilakukan dan selalu
ada hal cerdik tuk dikatakan.
30.
If writers wrote as carelessly as some
people talk, then adhasdh asdglaseuyt[bn[ pasdlgkhasdfasdf. ~Lemony
Snicket
Jika para
penulis menulis seceroboh beberapa orang yang berbicara, pasti
dsalhdalkdhahdlahdahkdalh.
31.
Calvin: Sometimes when I'm talking,
my words can't keep up with my thoughts. I wonder why we think faster
than we speak. Hobbes: Probably so we can think twice.~Bill
Watterson, Calvin & Hobbes
Calvin:
kadang saat saya bicara, kata-kataku tidak bisa cocok dengan pikiranku. Saya
heran mengapa kita berpikir lebih cepat daripada berbicara. Hobbes: mungkin
kita dapat berpikir dua kali.
32.
Not the fastest horse can catch a word
spoken in anger. ~Chinese Proverb
Kuda
tercepat tak kan bisa menangkap kata yang terucap dalam kemarahan.
33.
Never miss a good chance to shut up.
~Will Rogers
Jangan
pernah kehilangan kesempatan baik tuk diam.
34.
One way to prevent conversation from being
boring is to say the wrong thing. ~Frank Sheed
Satu cara
tuk menghindari percakapan dari rasa bosan adalah mengatakan hal yang salah.
35.
Talk to people about themselves and they
will listen for hours. ~Benjamin Disraeli
Berbicara
pada orang tentang mereka sendiri, pasti mereka mendengarkannya berjam-jam.
36.
Discussion is an exchange of knowledge;
argument an exchange of ignorance. ~Robert Quillen
Diskusi
adalah pertukaran pengetahuan; perdebatan adalah pertukaran kebodohan.
37.
The difference between a smart man and a
wise man is that a smart man knows what to say, a wise man knows whether or not
to say it. ~Frank M. Garafola
Perbedaan
antara orang cerdas dan orang bijak adalah bahwa orang cerdas tahu apa yang
harus diucapkan, sedang orang bijak tahu haruskah mengucapkannya.
38.
I just wish my mouth had a backspace
key. ~Author Unknown
Saya hanya
berharap mulutku memiliki tombol backspace.
39.
He's a wonderful talker, who has the art
of telling you nothing in a great harangue. ~Jean Baptiste Molière, Le
Misanthrope
Dia itu
pembicara ulung, yang memiliki seni berbicara tentang hal kosong pada saat
pidato besar.
40.
The trouble with her is that she lacks the
power of conversation but not the power of speech. ~George Bernard Shaw
Masalahnya
itu adalah bahwa dia kurang bisa berbincang meski dia mahir berpidato.
41.
If you keep your mouth shut you will never
put your foot in it. ~Austin O'Malley
Jika kau
menjaga mulutmu tetap tertutup, kau takkan pernah meletakkan kakimu diatas
mulutmu.
42.
If everybody thought before they spoke,
the silence would be deafening. ~George Barzan
Jika
setiap orang berpikir sebelum mereka bicara, keterdiaman pasti membuat tuli.
43.
Man does not live by words alone, despite
the fact that sometimes he has to eat them. ~Adlai Stevenson
Orang
tidak bisa hidup dengan kata-kata sendirian, meski kadang dia harus memakan
kata-katanya sendiri.
44.
The most important thing in communication
is hearing what isn't being said. ~Author Unknown
Hal paling
penting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tidak dikatakan.
45.
In the course of my life, I have often had
to eat my words, and I must confess that I have always found it a wholesome
diet. ~Winston Churchill
Dalam
kursus kehidupanku, saya sering memakan kata-kataku sendiri, dan saya harus
mengakui bahwa itu adalah diet yang bermanfaat.
46.
The best way to keep one's word is not to
give it. ~Napoleon I, Maxims
Cara
terbaik untuk menahan orang bicara adalah dengan tidak memberikannya.
47.
Keep your words soft and tender because
tomorrow you may have to eat them. ~Author Unknown
Jagalah
ucapanmu tetap empuk dan lembut karena besok mungkin kau harus memakannya.
48.
Talk is cheap because supply exceeds
demand. ~Author Unknown
Bicara itu
murah karena persediaan melebihi permintaan.
49.
Never argue with a fool, onlookers may not
be able to tell the difference. ~Author unknown, attributed to Mark Twain
Jangan
pernah berdebat dengan orang bodoh, penonton mungkin tidak bisa membedakannya.
50.
When you're arguing with a fool, make sure
he isn't doing the same thing. ~Author Unknown
Ketika kau
berdebat dengan orang bodoh, yakinkan bahwa dia tidak melakukan hal yang sama.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
Wisdom is the reward you get for a
lifetime of listening when you'd have preferred to talk. ~Doug Larson
Kebijaksanaan adalah imbalan yang kau
dapatkan karena seumur hidup mendengarkan saat kau lebih suka bicara.
2.
We have two ears and one mouth so that we
can listen twice as much as we speak. ~Epictetus
Kita punya dua telinga dan satu mulut maka
kita dapat mendengar dua kali sebanyak yang kita ucapkan.
3.
Lenin could listen so intently that he
exhausted the speaker. ~Isaiah Berlin
Lenin dapat mendengar dengan
sungguh-sungguh sehingga dia membuat lelah pembicara.
4.
Listen or thy tongue will keep thee
deaf. ~Native American Indian Proverb
Dengarkan atau lidahmu akan membuatmu
tuli.
5.
Courage is what it takes to stand up and
speak; courage is also what it takes to sit down and listen. ~Winston
Churchill
Keberanian itu adalah apa yang membuatmu
berdiri dan berbicara; keberanian itu juga apa yang membuatmu duduk dan
mendengarkan.
6.
The young people who come to me in the
hope of hearing me utter a few memorable maxims are quite disappointed.
Aphorisms are not my forte, I say nothing but banalities.... I listen to them
and they go away delighted. ~Andre Gide
Para pemuda, yang datang padaku dengan
harapan mendengarkanku mengucapkan sedikit pribahasa yang dapat diingat, cukup
kecewa. Aporisme itu bukan keahlianku. Saya hanya mengucapkan hal yang dangkal…
saya mendengarkan mereka bicara dan mereka pulang dengan bahagia.
7.
I tell you everything that is really
nothing, and nothing of what is everything, do not be fooled by what I am
saying. Please listen carefully and try to hear what I am not
saying. ~Charles C. Finn
Saya mengatakan segalanya padamu bahwa ini
bukan apa-apa, dan bukan apa-apa itu segalanya, jangan dibodohi oleh apa yang
saya katakana. Mohon dengarkan baik-baik dan cobalah dengar apa yang tidak saya
ucapkan.
8.
No one really listens to anyone else, and
if you try it for a while you'll see why. ~Mignon McLaughlin, The
Second Neurotic's Notebook, 1966
Tidak ada seorangpun yang mendengarkan
orang lain, dan jika kau mencobanya sementara waktu kau akan mengetahui
alasannya.
9.
Home is where you can say anything you
like cause nobody listens to you anyway. ~Author Unknown
Rumah adalah tempat dimana kau bisa bicara
sesukamu karena tidak ada orang yang mau mendengarkanmu.
10. If
animals could talk, the world would lose its best listeners. ~Robert
Brault,
Jika binatang dapat bicara, dunia takkan
kehilangan pendengar setianya.
11. My
wife says I never listen to her. At least I think that's what she
said. ~Author Unknown
Istriku bilang bahwa saya tak pernah mendengarkannya.
Akhirnya saya pikir itulah yang ia katakan.
12. The
most precious gift we can offer anyone is our attention. ~Thich Nhat Hanh
Hadiah paling berharga yang dapat kita
tawarkan pada orang lain adalah perhatian kita.
13. Don't
worry that children never listen to you; worry that they are always watching
you. ~Robert Fulghum
Jangan takut anak-anak tidak pernah
mendengarkanmu; tapi takutlah mereka selalu memandangimu.
14. I
guess I've spent my life listening to what wasn't being said. ~Eli
Khamarov,America Explained!
Saya kira saya telah menghabiskan hidupku
untuk mendengarkan apa yang tidak sedang dibicarakan.
15. Children
have never been good at listening to their elders, but they have never failed
to imitate them. ~James Baldwin
Anak-anak tak pernah menjadi pendengar
yang baik bagi orang dewasa, tapi mereka tidak pernah gagal menirukannya.
16. No
one is listening until you fart. ~Author Unknown
Tidak ada seorangpun yang mendengarkanmu
sampai kau kentut.
17. Women
like silent men. They think they're listening. ~Marcel
Achard, Quote, 4 November 1956
Wanita seperti manusia bisu. Orang-orang
pikir mereka tidak mendengarkan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
If you're doing your best, you won't have
any time to worry about failure.
Jika kau
telah melakukan yang terbaik, kau tidak akan memiliki waktu untuk
mengkawatirkan kegagalan.
2.
Failure is an event, never a person.
~William D. Brown, Welcome Stress!
Kegagalan
adalah sebuah sebuah peristiwa, bukanlah seorang manusia.
3.
The only time you don't fail is the last
time you try anything - and it works. ~William Strong
Satu-satunya
waktu saat kau tak gagal adalah waktu terakhir kau mencobanya – dan berhasil.
4.
I have not failed. I've just found
10,000 ways that won't work. ~Thomas Edison
Saya tidak
gagal. Saya hanya menemukan 10 ribu cara tidak berhasil.
5.
I don't know the key to success, but the
key to failure is trying to please everybody. ~Bill Cosby
Saya tidak
tahu cara untuk sukses, tapi kunci kegagalan itu adalah mencoba membuat senang
setiap orang.
6.
There is no failure except in no longer
trying. ~Elbert Hubbar
Tidak ada
kegagalan kecuali tanpa mencoba lebih lama.
7.
Supposing you have tried and failed again
and again. You may have a fresh start any moment you choose, for this
thing we call "failure" is not the falling down, but the staying
down. ~Mary Pickford
Anggap
saja kau telah mencoba dan terus menerus gagal. Kau mungkin memulai dengan
permulaan yang segar pada saat yang kau pilih, karena hal ini kita sebut
‘kegagalan’ bukanlah jatuh ke bawah, tapi kegagalan adalah tetap berada di
bawah.
8.
Try again. Fail again. Fail
better. ~Samuel Beckett
Coba lagi.
Gagal lagi. Gagal lebih baik.
9.
Failure doesn't mean you are a failure...
it just means you haven't succeeded yet. ~Robert Schuller
Kegagalan
bukan berarti kau orang yang gagal…. Gagal itu berarti kau belum sukses.
10.
One fails forward toward success.
~Charles F. Kettering
Seorang
yang gagal itu maju menuju kesuksesan.
11.
One must be a god to be able to tell
successes from failures without making a mistake. ~Anton Pavlovich Chekho
Seorang
itu pasti Tuhan yang mampu menyebut kesuksesan dari kegagalan tanpa membuat
kesalahan.
12.
A man may fall many times, but he won't be
a failure until he says that someone pushed him. ~Elmer G. Letterman
Seorang
dapat jatuh berkali-kali, tapi ia bukanlah orang yang gagal sampai dia
bilang bahwa orang lain mendorongnya.
13.
They say President Wilson has
blundered. Perhaps he has, but I notice he usually blunders
forward. ~Thomas Edison
Mereka
bilang bahwa Presiden Wilson melakukan kesalahan besar. Mungkin ia
melakukannya, tapi saya perhatikan biasanya dia melakukan kesalahan untuk maju.
14.
Failure sometimes enlarges the
spirit. You have to fall back upon humanity and God. ~Charles
Horton Cooley
Kegagalan
kadang memperluas semangat. Kau harus kembali pada kemanusiaan dan Tuhan.
15.
Notice the difference between what happens
when a man says to himself, "I have failed three times," and what
happens when he says, "I am a failure." ~S.I. Hayakawa
Perhatikan
perbedaan antara apa yang terjadi saat seseorang bilang pada dirinya, ‘Saya
telah gagal tiga kali,’ dan apa yang yang terjadi saat dia bilang, ‘saya orang
yang gagal.’.
16.
A failure is a man who has blundered, but
is not able to cash in the experience. ~Elbert Hubbard
Orang yang
gagal adalah orang yang melakukan kesalahan besar, tapi orang yang gagal adalah
orang yang tidak bisa mempelajari pengalaman.
17.
No man is a failure who is enjoying
life. ~William Feather
Tidak ada
orang yang gagal yang menikmati hidup.
18.
Failure is only the opportunity to begin
again more intelligently. ~Henry Ford
Kegagalan
itu hanyalah kesempatan memulai lagi secara lebih cerdas lagi.
19.
Because a fellow has failed once or twice
or a dozen times, you don't want to set him down as a failure till he's dead or
loses his courage. ~George Horace Lorimer
Karena
seorang kawan gagal sekali, dua kali atau malah berkali-kali, kau tidak ingin
menganggapnya sebagai orang yang gagal sampai dia mati atau hilang keteguhan
hatinya.
20.
You can't have any successes unless you
can accept failure. ~George Cukor
Kau tidak
bisa memiliki kesuksesan kecuali kau bisa menerima kegagalan.
21.
There is no failure. Only
feedback. ~Robert Allen
Tidak ada
yang namanya kegagalan. Yang ada hanya feedback.
22.
Failure changes for the better, success
for the worse. ~Lucius Annaeus Seneca
Kegagalan
merubah untuk lebih baik, kesuksesan berubah jadi lebih buruk.
23.
There is much to be said for
failure. It is more interesting than success. ~Max Beerbohm,Mainly
on the Air, 1946
Tidak ada
yang bisa dikatakan kegagalan. Karena kegagalan itu lebih menarik dari
kesuksesan.
24.
You always pass failure on your way to
success. ~Mickey Rooney
Kau selalu
melewati kegagalan pada jalan kesuksesanmu.
25.
Nothing fails like success because we
don't learn from it. We learn only from failure. ~Kenneth Boudling
Tidak ada
yang gagal seperti kesuksesan karena kita tidak belajar dari kesuksesan. Kita
hanya belajar dari kegagalan.
26.
Our business in life is not to succeed,
but to continue to fail in good spirits. ~Robert Louis Stevenson
Bisinis kita
dalam hidup tidak sukses, tapi terus gagal dalam semangat yang membara.
27.
It is a mistake to suppose that people
succeed through success; they often succeed through failures. ~Author
Unknown
salah yang
menganggap bahwa orang sukses itu melalu kesuksesan; mereka sering sukses
melalui kegagalan.
28.
The men who try to do something and fail
are infinitely better than those who try to do nothing and succeed.
~Lloyd Jones
Manusia
yang mencoba melakukan sesuatu lalu gagal itu lebih baik daripada manusia yang tidak
mencoba sesuatupun tapi sukses.
------------------------------------------------------------------------------------------------
1. The future is called "perhaps,"
which is the only possible thing to call the future. And the only
important thing is not to allow that to scare you. ~Tennessee
Williams, Orpheus Descending, 1957
Masa depan dinamakan ‘mungkin saja,’ yang
mana satu-satunya hal yang mungkin disebut ‘masa depan’. Dan hal yang paling
penting adalah tidak membiarkan masa depan menakutimu.
2. Our
faith in the present dies out long before our faith in the future. ~Ruth
Benedict
Keyakinan kita saat ini lama mati sebelum
keyakinan kita di masa nanti.
3. I
believe the future is only the past again, entered through another gate.
~Arthur Wing Pinero,The Second Mrs. Tanqueray, 1893
Saya yakin masa depan hanyalah masa lalu
lagi, yang masuk melalui gerbang yang berbeda.
4. We
should all be concerned about the future because we will have to spend the rest
of our lives there. ~Charles F. Kettering
Kita harus peduli akan masa depan karena
kita harus menghabiskan sisa hidup kita disana.
5. I
never think of the future - it comes soon enough. ~Albert Einstein
Saya tidak pernah memikirkan masa depan
karena ia datang cukup cepat.
6. The
past can't see you, but the future is listening. ~Terri Guillemets
Masa lalu tidak bisa melihatmu, tapi masa
depan sedang mendengarkanmu.
7. And
in today already walks tomorrow. ~Samuel Taylor Coleridge
Besok sudah berjalan di hari ini.
8. The
future is always beginning now. ~Mark Strand, Reasons for Moving
Masa depan selalu berawal saat ini.
9. A
preoccupation with the future not only prevents us from seeing the present as
it is but often prompts us to rearrange the past. ~Eric Hoffer
Kekhawatiran akan masa depan tidak hanya
mencegah kita melihat masa kini tapi juga membuat kita menyusun kembali
masa lalu kita.
10. The future, according to some
scientists, will be exactly like the past, only far more expensive. ~John
Sladek
Masa depan, menurut sejumlah ahli, akan
sama seperti masa lalu, hanya jauh lebih mahal saja.
11. The trouble with our times
is that the future is not what it used to be. ~Paul Valery
Masalah dengan waktu kita adalah bahwa
masa depan itu bukanlah apa yang dulu kita anggap masa depan.
12. Tomorrow is fresh, with no
mistakes in it. ~L.M. Montgomery
Hari esok itu segar, tanpa cacat.
13. You can never plan the
future by the past. ~Edmund Burke, "Letter to a Member of the
National Assembly"
Kau tak pernah bisa merencanakan masa
depan dengan masa lalu.
14. I have seen the future and
it is very much like the present - only longer. ~Kehlog Albran
Aku telah melihat masa depan, tidak jauh
beda dengan masa kini – hanya lebih lama saja.
15. I know not what the future
holds, but I know who holds the future. ~Author Unknown
Saya tidak tahu apa yang masa depan
genggam, tapi saya tahu siapa yang menggenggam masa depan.
16. The course of life is
unpredictable... no one can write his autobiography in advance. ~Abraham
Joshua Heschel
Alur hidup tidak dapat diprediksi… tidak
ada orang yang bisa menulis autobiografi pagi-pagi.
17. The future is an opaque
mirror. Anyone who tries to look into it sees nothing but the dim
outlines of an old and worried face. ~Jim Bishop
Masa depan itu cermin yang tebal. Seorang
yang mencoba melihatnya tak kan melihat apapun kecuali garis suram dari wajah
tua yang khawatir.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.
My spelling is Wobbly. It's good
spelling but it Wobbles, and the letters get in the wrong places. ~A.A.
Milne
Ejaanku tak tegak berdiri. Konon, ejaannya
baik tapi goyah, dan huruf-huruf itu berada pada tempat yang salah.
2.
Devotees of grammatical studies have not
been distinguished for any very remarkable felicities of expression.
~Bronson Alcott
Penggemar pelajaran grammar dapat
dibedakan dari setiap kebahagian ekspresi yang luar biasa.
3.
Correct English is the slang of prigs who
write history and essays. ~George Eliot, Middlemarch, 1872
Bahasa Inggris yang benar adalah logat
manusia lupa daratan yang menulis sejarah dan esai.
4.
Grammar is the logic of speech, even as
logic is the grammar of reason. ~Richard C. Trench
Grammar adalah ilmu logika berbicara,
meski ilmu logika adalah ilmu grammar akal.
5.
[A] man must be a d—d fool, who can't
spell a word more than one way. ~Author unknown, 1855, anecdote
from Jamestown Journal (Thanks, Garson O'Toole!)
Seseorang pasti dianggap bodoh, yang tidak
bisa mengeja satu kata lebih dari satu cara.
6.
Women are the simple, and poets the
superior, artisans of language... the intervention of grammarians is almost
always bad. ~Rémy de Gourmont
Wanita itu
sederhana, penyair itu mulia, buruh bahasa… karena itu, campur tangan terhadap
ahli tatabahasa itu hampir selalu buruk.
7.
Ignorant people think it is the noise
which fighting cats make that is so aggravating, but it ain't so; it is the
sickening grammar that they use. ~Mark Twain
Orang
dungu berpikir bahwa bising kucing yang bertarung membuat hal tersebut begitu
menjengkelkan, padahal tidak demikian; yang benar adalah, hal tersebut adalah
grammar yang mereka gunakan begitu memualkan.
8.
When I split an infinitive, god damn it, I
split it so it stays split. ~Raymond Chandler
Ketika saya membagi sebuah infinitive,
sialan, saya membaginya sehingga tetap terpisah.
9.
Nostalgia is like a grammar lesson:
you find the present tense, but the past perfect! ~Owens Lee Pomeroy
Nostalgia itu ibarat pelajaran grammar:
kalian bisa temukan present tense, tapi juga past perfect!
10. There
are grammatical errors even in his silence. ~Stanislaw J. Le
Ada kesalahan gramatikal meski dalam
keterdiamannya.
11. Do
not be surprised when those who ignore the rules of grammar also ignore the
law. After all, the law is just so much grammar. ~Robert Brault,
Jangan terkejut ketika mereka mengabaikan
aturan grammar, juga jangan terkejut ketika mereka mengabaikan aturan hukum.
Pada akhirnya, hukum itu sendiri adalah grammar.
12. Only
in grammar can you be more than perfect. ~William Safire
Hanya pada grammar kalian bisa lebih dari
sempurna.
********************************************************************************
BABASAN JEUNG PARIBASA BASA SUNDA
1) Abang-abang lambé : beureum biwirna wungkul, ukur ngangeunahkeun haté nu
séjén.
2) Abis bulan abis uang : panghasilan (gaji) anu pas-pasan, ngan cukup
sabulaneun-sabulaneun.
3) Abong biwir teu diwengku, abong létah teu tulangan : jelema anu ngomongna
sakarep-karep (ngomong teu direujeung wiwaha).
4) Atah adol : kurang ajar.
5) Ngadu angklung : papaduan, paréa-réa omong nu taya gunana.
6) Kawas aeud : nya goréng budi nya bangor.
7) Nété akar ngeumbing jangkar : sésélékét, nyorang jalan rumpil.
8) Aku-aku angga : miboga barang batur.
9) Ngaleut ngeungkeuy ngabandaleut ngembat-ngembat nyatang pinang : ngeungkeuy
panjang pisan.
10) Teu nyaho di alip bingkeng : buta hurup.
11) Along-along bagja : teu tulus meunang bagja.
12) Ilang along : katuaanana, kakurangaanana, sok dipaké dina nyerahkeun.
13) Geus turun amis cau : geus ngankat berég (begér).
14) Matak andel-andeleun : matak ngurangan kapercayaan nepi ka handeueul nu
nitah.
15) Nyieun piandeleun : nyieun piheueuh, ngatur carita bohong ngarah percaya.
16) Diangeun careuhkeun : diantep henteu didahar.
17) Angges-anggeusan : bébéakan.
18) Selenting bawaning angina, kolépat bawaning kilat : nurutkeun kabar angin.
19) Atah anjang : arang nganjang.
20) Beuteung ajingeun : beuteung anu bangunna kawas beuteung anjing.
21) Ngantos-ngantos awuh : geus deukeut kan ajalna.
22) Turunan tumenggung sundung, patih arit : pamoyok ka ménak turunan somah.
23) Pasrah arit : pasrah teu terus jeung hate.
24) Leleyep asu : acan saré enya.
25) Atah warah : warah.
26) Atat-utu, jelema teu nyaho di ata-utu : jelema taya kanyaho.
27) Atung-atung énéh, atung énéh atung énéh : kitu-kitu kénéh.
28) Awak sampayan : jangkung leutik, lenjang, jangjing.
29) Pucuk awian, lir awi suméar di palir : pula-pilu, plin-plan.
30) Ayak-ayak béas, nu badag moncor nu lembut nyangsang : nuduhkeun kaayaan nu
henteu sawajarna.
31) Ayeuh ngora : tumerap kana turunan nu maraot ngora-ngora.
32) Hambur bacot, murah congcot : babari nyarékan, tapi béréhan.
33) Misah badan misah nyawa : teu sarua, béda sagala rupana.
34) Awak kawas badawang : jangkung gedé teu matut.
35) Bosongot badé amprotan : pilkagimireun, pasemon jagoan.
36) Kacekel bagal buntutna : katéwak luluguna.
37) Kawas kedok bakal : goréng patut pisan.
38) Jelema teu balég : jelema teu bener
39) Baleg tampélé : mangkat begér, wani ditukangeun, ari diherupeun éra kénéh.
40) Ulah lincah baliliahan : ulah pindah pamatuhan.
41) Malikkeun pangali : neruskeun carita nu katunda.
42) Tibalik pasangan : lain kitu kuduna, tojaiah jeung aturan nu bener.
43) Babalik pikir : robah lampah jadi hade.
44) Matak pabalik latah : diomongkeun ka budak nu paméréna dipénta deui.
45) Jelema balung tunggal : jelema bedas pisan.
46) Ngahurun balung ku tulang : nagkeup tuur nandakeun keur bingung atawa
susah.
47) Balungbang timur jalan gedé sasapuan : iklas, beresih hate.
48) Geus labuh bandéra : geus diputus (perkara).
49) Kacanir bangban : kawiwirangan, meunang kaéra.
50) Bangbang koléntang : sagala euweuh, teu boga duit pisan.
51) Ginding bangbara : resep gigindingan jeung royal ngarah katénjo ku batur,
tapi ari di imah kekéréhét.
52) Kumis bangbara ngaliang : kumis anu nyeseg kana liang irung.
53) Nepung-nepung bangkelung : ngaraketkeun babarayaan ku jalan bébésanan.
54) Ngabuntut bangkong : teu bisa mere katerangan nepi ka écés (babias) pisan
atawa teu sanggup nganggeuskeun pagawéan.
55) Babanténg jurit : pamanggul jurit.
56) Banting tulang : digawé popohoan.
57) Satalén tilu baru : sarua, kitu-kitu kénéh.
58) Sabata sarimbagan : sauyunan.
59) Seuseut batan neureuy keueus : kacida seuseutna (héséna).
60) Tarik atah batan mimis : tarik pisan.
61) Tamplok-batokeun : loba teuing dibikeunan, dipaké babagi, ari sorangan teu
kabagéan.
62) Batok kohok piring semplék : paparabotan nu taya hargana.
63) Gurat batu : kukuh.
64) Teu nyaho dihitut bau : tacan bisa ngabédakeun hadé jeung goring (budak).
65) Bau-bau sinduk : baraya kénéh, sanajan geus laér.
66) Taya ka bau : sagala daék, sagala beuki.
67) Gindi piker belang bayah : goring hate.
68) Kawas bayah kuda : belél pisan.
69) Kawas nu dipupul bayu : taya tangan pangawasa.
70) Dibawah tangan : teu maké saksi ti pihak resmi.
71) Ngulit bawang : ipis, henteu terus kana hate.
72) Ambekna sakulit bawang : babari ambek.
73) Moal mundur satunjang béas : teu sieun (gimir) saeutik-eutik acan.
74) Dibéjér-béaskeun : diécéskeun, ditétélakeun, dijénjtrékeun.
75) Teu béja, teu carita : teu mere (ngirim) béja pisan.
76) Béngkok tikoro : teu kabagéan kadaharan istiméwa lantaran teu datang atwa
geus béakeun mantén.
77) Siga béntang kabeurangan : geulis pisan.
78) Keur béntang surem : keur apes.
79) Jaman bedil sundut : jaman baheula.
80) Kawas anu teu dibedong : kaluar asup tara meundeutkeun panto.
81) Jauh ka bedug : dusun.
82) Ngomong sabedug sakali : arang ngomong.
83) Kokolot begog : ngomong teu merenah kawas kolot (dilarapkeun ka udak atawa
budak ngora).
84) Belang bayah : goréng hate, sérong.
85) Kumah ceuk nu dibendo baé : kumaha ceuk nu pangagung baé.
86) Nyeri beuheung sosonggéteun : geus lila ngadagoan nu kuduna geus datang.
87) Kawas beubeulahan térong : sakarupa pisan siga nu kembar.
88) Kawas beusi atah beuleum : geuneuk (beungeut jalma nu kacida ambekna).
89) Kawas maung meunang : biwirna lamokot beureum ku luah.
90) Kandel kulit beungeut : teu boga kaéra.
91) Beurat nyuhun beurat nanggung : kacida tumarimana, nuhun pisan.
92) Bur beureum, bur hideung hurung nangtung siang leumpang : hirup senag taya
kakurang, salilana ginding.
93) Rék dibeureum rék dihideung gé pasrah kuring mah : rék dikumaha-kumaha ogé
pasrah.
94) Beuteung anjingeun : beuteung anu gedé ka luhur.
95) Dibeuweung diutahkeun : dipikir bulak-balik.
96) Beuweungeun, rambay alauen (hakaneun) : ma’mur, loba dahareun.
97) Teu nyaho di alip bingkeng : teu bisa maca jeung nulis buta hurup.
98) Hampang birit : daékeun.
99) Asa dipupuk birus : ngarasa tibra hate.
100) Biwir nyiru rombéngeun : resep nyaritakeun cécék bocék jeung nu saenyana
kudu dirahasiakeun.
101) Jadi sabiwir hiji : padangalem, padamuji kahadéanana.
102) Abong biwir teu diwengku : sagala dicaritakeun teu jeung jeujeuhan.
103) Bobo sapanon carang sapakan : teu puguh undak usukna teu bérés
éntép-seureuhna.
104) Mobok manggih gorowong : kabeneran manggih jalan pikeun ngalaksanakeun
karepna.
105) Bobot pangayon timbang taraju : pangadilan, timbangan anu adil.
106) Bodo aléwoh : bodo tapi bari daék tatanya.
107) Bodo katoloyoh : bodo bari tara daék tatanya atawa tara daék nurut kana
naséhat batur.
108) Nénéh bonténg : ngogo ka budak tapi ari ambek gamapang neunggeul.
109) Naheun bubu pahareup-hareup : pahutang-hutang, nepi ka pada kagoknagih
(pihutangna).
110) Kawas lauk asup kana bubu : hésé kaluar deui tina salasahiji lingkungan
atawa organisasi, lantaran katalian ku jangji atawa ku aturan.
111) Asa bucat bisul : ngarasa lugina sanggeus ngaréngsékeun pagawéan anu
beurat atawa sanggeus lesot tina kasusah.
112) Ngabudi ucing : kawas nbu teu karep, api-api teu haying, padahal
ngasdagoan batur bongoh.
113) Kawas bueuk beunang mabuk : ngeluk jeung teu wani ngomong, lantaran rumasa
boga dosa.
114) Jadi cikal bugang : pangheulana kasambut di pangparengan.
115) Naggung bugang : ditinggalkeun maot ku lanceuk jeung ku adi.
116) Leutik ringkang gedé bugang : sipat jelema, upama maot loba urusanana,
sumawonna mun nepi ka ajal di panyabaan.
117) Kawas bujur aseupan : diuk teu daék cicing.
118) Caang bulan opat welas, jalan gedé sasapuan : rido pisan.
119) Murag bulu bitis : bitis.
120) Teu kaur buluan : teu kaur aya kaboga, beak deui.
121) Ngabéjaan bulu tuur : ngabéjaan ka nu geus nyaho.
122) Kawas dodol bulukan : kulit hideung diwedakeun teu rata.
123) Nyolok mata buncelik : nyarita atawa ngalakukeun hal nu matak teu ngeunah
ka salah saurang atawa sagolongan anu aya di dinya.
124) Buncir leuit loba duit : beunghar.
125) Siga bungaok : goréng patut pisan.
126) Ruas bungbas : tara aya kaseubeuhan beuteung.
127) Sabuni-buni nu ngising : sanajan dibuni-buni (dirahasiakeun), pagawéan
séorang mah awal ahir sok kanyahoan.
128) Buntu laku : teu bisa neruskeun usaha (pagawéan).
129) Ngodok liang buntu : geus hésé cape, ari pék teu hasil, saba aya nu
ngahalangan.
130) Haying untung jadi bunting : tinimbang untung kalah rugi.
131) Buntut kasiran : korét, kumed.
132) Aya buntutna : aya terusna (tina perkara) anu nguciwakeun.
133) Katempuahn buntut maung : katempuhan kasusah atawa urusan batur.
134) Kawas anjing tutung buntut : ijigimbrang teu daék cicing, boh lantaran
atoh (bungah), boh lantaran susah.
135) Aya pikir kapingburi : aya pikir atawa rasa anu timbul pandeuri.
136) Leutik burih : leutik hate, borangan.
137) Buburuh nyatu diupah béas : diajar bari meunang tunjangan meunang dua rupa
kauntungan.
138) Buruk-buruk papan jati : sanajan ngéwa atawa ambek ka dulur atawa ka
baraya nu landes, ari manéhna meunang kererepet mah, teu weléh haying nulungan
jeung ngahampura kasalahanana, henteu téga ngantep.
139) Burung palung dulur sorangan : saharti jeung buruk-buruk papan jati.
140) Nu burung diangklungan, nu édan dikendangan: nanggap carita gedebul rahul
atawa nu “ngecap” kawas nu heueuh, malah dihaja sina leuih ngabuih.
141) Teu ngalarung nu burung teu nyésakeun nu édan: ngalajur napsu sahwat
satakerna geus teu pipilih deui.
142) Ngaburuy : nyaneut teu make lalawuhna.
143) Buta térong : pamoyok ka jalma nu giréng patut, turug-turug sagala beuki.
144) Caang padang narawangan : panganteb kana caang piker.
145) Cacag nangkauen : henteu bérés atawa henteu alus, lantaran mindeng ditunda
tuluy dihanca deui (pagawéan atawa carita).
146) Jaman cacing dua saduit : jaman baheula pisan.
147) Teu meunang cai atah : teu dipangmeunangkeun.
148) Henteu cai hérang-hérang acan : teu disuguhan naon-naon.
149) Bisi aya ti cai ti geusan mandi : bisi aya kasigeung atawa katoél, mamaras
rasana.
150) Gurat cai : teu puguh jangjina, sok robah tangtungan.
151) Hérang caina beunang laukna : hasil maksud ku jalan badami, henteu ku
paksa-pirusa.
152) Kumaha kecebur caina, geletuk batuna baé : kumaha béhna, kumaha engké baé.
153) Sieun nyakclak jadi bahé : saharti jeung sieun képlok blok titamplok,
sieun rugi saeutik, tapi tungtungna jadi lapur.
154) Campaka jadi di reuma : nu geulis urang lembur atawa kampong, lain
pipanteseunana aya di pasisian.
155) Geura mageuhan cangcut tali wanda : geura saged pikeun bajoang.
156) Sacangreud pageuh sagolék pangkék : sagala omonganana ditedunan tara jalir
jangji.
157) Meungpeung carang : api-api teu katénjo atawa api-api teu nyaho, padahal
kuduna mah jadi urusan.
158) Langsung saur bahé carék : nyarita teu merenah, matak nyentug kana haté
batur.
159) Kawas careuh bulan : nu diwedak kandel teuing.
160) Awéwé mah tara cari ka Batawi : awéwé mah teu kudu usaha (digawé) ka nu
jauh, cukup ngawulaan salaki.
161) Wiwirang di kolong catang, nya gedé nya panjang : nyorang wiwirang gedé.
162) Geus turun amis cau : geus témbong kawanitaanana, geus mangkat begér, mun
hayam jago, geus mangkat begér, mun di hayam jago, geus bijil bulu mayang.
163) Siga Si Cépot : goréng patut.
164) Si Cépot jadi raja : jalma euweuh kabisa jadi pamingpin atawa jadi kapala.
165) Kaceluk ka awun-awun : kawentar ka aman-mana
166) Ceuli léntaheun: sadéngé-déngéna, sanajan lain déngékeuneunana.
167) Moal ceurik ménta eusi : sanajan mawa wadah gedé, lain haying di béré
loba.
168) Teu dibéré ciatah : teu dilogo, dicarékan.
169) Ciduh jeung reuhak : sarua goréngna atawa sarua adatna (jelema).
170) Saciduh metu saucap nyata: sakti mandraguna, bisa nagbuktikeun sagala rupa
omonganana.
171) Kuru cileuh kentél peujit : ngurangana saré, nguranagan dahar, lanataran
aya nu dimaksud.
172) Cirri sabumi, cara sadésa: cara, ditalingakeun lantaran kungsi boga lampah
goréng.
173) Clik putih clak hérang : rido, iklas, kaluara tina hate anu bereesih.
174) Liang cocopét : tempat leutik hara-haraeun.
175) Kawas cucurut kaibunan : giréng patut sarta pikarunyaeun (jelema).
176) Geus cueut ka hareup : geus kolot, geus liwat tengah tuwuh.
177) Tara néangan nu ngising : nu hayang ditulungan sapantesna datang ka nu
(rék) dipéntaan tulungna.
178) Aya cukang komo meuntas : eukeur mah aya maksud, ari hég aya alesan, atuh
ngeunaheun.
179) Cukup belengur baraganaya : resep mere ka batur bari teu ngingetkeun
kaperluan sorangan.
180) Kalapa bijil ti cungap : muka rasiah soranagn kalawan teu dihaja.
181) Bumi tacan nyungcung : moal waka eureun-eureun aya parobahan, moal téréh
kiamat.
182) Uarang curung ngebul : jalama dusun tin u jauh pisan ka kota.
(D)
183) Dah bawang, dah kapas : jual-beuli kontan, tah barangna, tah duitna.
184) Poho ka purwa daksina : pindah pileumpangan, robah adapt jadu gedé hulu.
185) Nyieun catur taya dapur : ngarang carita teu puguh galurna.
186) Aya bagja teu daulat : meunang bagja tapi teu jadi kaberkahan atawa teu
tulus meunang bagjana.
187) Sakésér daun : babari lapar deui (budak).
188) Ngadaun ngora : némbongkeun deui kamajuan, sanggeus ngalaman jaman mundur
(dérah atawa kota).
189) Éléh déét : sanajan teu sapuk jeunbg hate kapaksa nyaluyuan kahayang
batur, lanataran karunya.
190) Béak déngkak : geus béak tarékah.
191) Bojo dénok, sawak ledok : hirup senang, lantaran boga pamajikan tegep
banda cukup.
192) Jual dedet : ngajual barang satenfgah maksa.
193) Deukeut deuleu pondok léngkah : kurang pamandangan jeung teu pati bebas
dina indit-indit (awéwé baheula umumna).
194) Deukeut-deukeut anak taleus : sakitu padeukeut, teu nyaho yén aya kajadian
penting di salah saurang antara maranéhanana.
195) Dihin pinasti anyar pinaggih : sagala rupa nu kaalaman ayeuna saéstuna
geus ditangtukeun ti heula ku pangéran.
196) Teu didingding kelir : diceplakkeun satarabasna taya nu dipinding-pinding.
197) Kawas dodol bulukan : bebungeut hideung diwedakan teu rata.
198) Ninggalkeun hayam dudutaneun: ninggalkeun pagawéan nu can anggeus, keur
kapalangna pisan.
199) Dug tinetek atawa dug hulu pet nyawa: digawé beurat taya eureunna.
200) Kaduhung tara ti heula : ngarasa hanjakal mah geus tangtu moal samémé
migawé kasalahan; nu matak kudu ati-ati ulah nepi ka ahirna ngarasa kaduhung.
201) Mata duiteun : piduit pisan, kasengsrem ku duit.
202) Awéwé mah dulang tinandé : awéwé mah biasana kumaha kahayang lalaki.
203) Keur meujeuhna bilatung dulang: keur meujeuhna, parabaneun (barudak).
204) Nyaah dulang : nyaahna (ka anak) nagn ngurus dahar-pakéna baé, henteu
merhatikeun atikanana.
205) Ngareuntaskeun dungus: kalaksanakeun ngawin kabogoh ti keur padangora dina
umur pakokolot.
206) Kawas durukan huut: pibayahaeun anu teu kaciri sarta beuki lila beuki
gedé.
207) Jéngkol aya usumna : pikeun nyindiran nu loba ékol.
208) Éléh déét: ngéléhan manéh ka sahanadapeun nu tuna (déét) luang
panagalamanana, lantaran karunya, nyaah atawa kasaluhureun.
209) Teu elok teu embol: teu tembonfg-tembong, teu katénjo datang atawa balik.
210) Disuhun dina embun-embunan : ditarimakeun pisan.
211) Teu embut teu ciak : teu daek mere béja saeutik-eutik acan.
212) Mucuk eurih : léncop kawas pucuk eurih (ramo/kuku awéwé).
213) Kawas gaang katincak : répéh sapada harita, ngadadak jempling lantaran
reuwas atawa embung kadéngé kun u anayar datang (nu keur ngobrol atawa
kakawihan).
214) Nyoo gado : ngaheureuykeun jalma nu pantes dihormat.
215) Laér gado : sok kabitaan ku kadaharan nu aya di batur.
216) Jauh-jauh gagang : hanas jauh-jauh ogé dijug-jug, ari pék teu hasil nu
dimaksud.
217) Galagah kacaahan : nganteur atawa ngalajur napsu kabawa ku batur.
218) Leutik-leutik ngagalatik : jelema leutik, tapi wanian.
219) Galégéh gado : gado.
220) Igana ragas kawas gambang : kacida kuruna nepi ka kaciri tulang-tulang
igana.
221) Gancang pisan : pagawéan atawa kalakuan nu anggeusna gancang, tapi hasilna
teu hadé.
222) Aya gantar kakaitan : ayah al anu teu sapuk jeung haténa tapi teu
dikedalkeun, henteu iklas pisan.
223) Kawas gateuw : teu bisa liar, lantaran kasakit atawa geus rérémpo, tapi
ari awak lintuh.
224) Cape gawé teu kapaké : hanas capé, ari hasil pagawéanana dicawad kun u
nitah.
225) Teu gédog pangkon : teu robah tangtungan atawa cecekelan.
226) Nyium bari ngégél : muji tapi tuluyna aya pangarahanana.
227) Teu gedag bulu salambar : teu sieun saeutik-eutik acan ku ancaman nu jadi
lawan.
228) Rubuh-rubuh gedang : ka (barudak) nu diajar salat berjamaah (amum) kakara
nurutan ruku sujudna wungkul.
229) Kumaha geletuk batuna kecebur calna baé : kumaha béhna baé, kumaha engké.
230) Gemah ripah loh jinawi : gegek cacah jiwana sarta raharja.
231) Taya genah panasaran : teu nagndung hate, geus ngarasa puas.
232) Genténg-genténg u;ah potong : sanajan hasilna teu sabaraha keun baé
tinimbang luput. Sanajan gering ripuh, muga-muga ulah nepi ka maot, sing cageur
deui.
233) Getas harupateun : babari ambek, babari anggeus-anggeusan.
234) Gulak-giluk kari tuur, hérang-hérang kari mata, teuas-teuas kari bincurang
: asal beunghar jadi miskin, teu boga naon-naon nu aya hargana.
235) Ginding kekempis : ginding tapi teu boga duit.
236) Hade gogog, hade tagog : hadé basa hadé tata.
237) Nya ngagogog nya mantog : nitah digawé ka batur bari prak ku sorangan
atawa indit sorangan pikeun nguruskeun hiji perkara, lantaran teu bérés.
238) Sagolék pangkék sacangreud pageuh : beunang dipercaya caritana, tara jalir
jangji.
239) Goong saba karia : nu datang sorangan ka nu kariaan, teu kakarana diondang
atawa dicorok gawé malar katitah nagarah milu seubeuh (barangdahar).
240) Nyanggakeun beuheung teukteukeun, tikoro gorokeun, suku genténg belokeun :
masrahkeun diri pikeun dihukum lanataran rumasa dosa.
241) Asa kagunturan madu : asa kacaahan madu, kacida atohna.
242) Hampang birit : daékkan dititah.
243) Hamapang leungeun : babari neunggeul.
244) Handap asor : daék ngahormat ka batur.
245) Handap lanyap : hormat tapi matak nyentug kana hate.
246) Hapa héman : taya panarima, taya pamales budi ka nu geus nyieun kahadéan.
247) Hapa hui atawa kapahui : teu jamuga.
248) Haréwos bojong : omongan nu diharéwoskeun tapi kadéngé ku ju deukeut ka nu
diharéwosan.
249) Harigu manukeun : nonjol ka hareup hariguna (jelema).
250) Haripeut ku teuteureuyeun : totorosol pisan kana urusan pirejekian.
251) Getas harupateun : getas.
252) Haseum budi : leuwih loba baeud jeuntg camberut tibatan seuri atawa
marahmay.
253) Hawara biwir : resep ngabéja-béjakeun perkara anu tacan tangtu bakal
dilaksankeun atawa hal anu lila kénéh kana waktu dilaksanakeunana.
254) Caréham hayameun : iwal tikoro kotokeun.
255) Hejo tihang : resep pipindahan atawa ganti-ganti pagawéan.
256) Sahérang-hérang cibéas : jalma ni geus meunang kanyeri, haténa moal
beresin pisan, sanajan di luarna hade.
257) Heunceut ucingeun : babari reuneuh.
258) Heuras genggerong : teu bisa ngangeunahkeun haté batur ku omongan.
259) Heureut pakéan : teu réa kaboga, saeutik panagasilan.
260) Kahieuman bangkong : siga beunghar lanataran katitipan banda batur.
261) Inggis batan maut hinis : kacida inggisna atawa paurna.
262) Hirup ku ibun gedé ku poé : sasat euweuh nun gurus, hirup kalantar.
263) Beulah hoéan : siga dibeulah hoé (tonggong munding nu lintuh pisan).
264) Huap hiji diduakeun : ngirit-ngirit sagala kaperluan sapopoé, supaya bisa
nyumponan kaperluan anak atawa saha baé anu perlu dibélaan.
265) Ngarah sahuapeun sakopeun : usaha leuleutikan, néangan rejeki saharitaeun.
266) Hujan cipanon : loba ceurik.
267) Nepi ka nyanghulu ngalér : nepi ka maot (dikubur).
268) Asa nyanghulu ka jarian : teu ngeunah rasa, lantaran kudu ngadunungan ka
jalma nu sahandapeun panagrtina atawa harkat darajatna.
269) Hulu peutieun : leutik teuing sirah mun dibandingekun jeung awakna.
270) Miyuni hurang, tai ka hulu-hulu : kacida bodona.
271) Teu di hurang, teu di keuyeup : parasaan mah teu di kuring (cacah), teu di
ménak sarua baé.
272) Hurip gusti waras abdi : jaman feudal raja senang sarta mulya rayat
cageur.
273) Dihurun suluhkeun dikompét daunkeun : disamarutkeun jeung nu boga dosa.
274) Hutang uyah bayar uyah : biasana sok diteruskeun.
275) Hutang hatong : satengah heureuy, nyapirakeun kana (boga) hutang, daék
bayar, henteu entong.
(I)
276) Kawas cucurut kaibunan : cucurut.
277) Boga sawah saicak : (litotes) boga sawah saeutik.
278) Asa dina sawah pangimpian : rarasaan keur ngimpi baweaning ku hélok,
padahal keur nyaring.
279) Indung hokum bapa darigama : papagon agama jeung nagara.
280) Indung suku gé moal dibéjaan : niat pageuh nyekel rasiah (baraya nu landes
ogé moal dibéré nyaho).
281) Teu nginjeum ceuli teu nginjeum mata : nyaksian sorangan lain béja.
282) Ipis biwir : épés méér, babari ceurik.
283) Ipis wiwirang : kandel kulit beungeut, kurang kaéra.
284) Jadi sabiwir hiji : jadi omong (carita).
285) Jadi sendén kalémékan : jadi tungtung saur.
286) Loba jaksa : loba teuing nu mere timbangan atawa naséhat.
287) Kawas jaksi sajantung : rupa bitis anu alus.
288) Jaman cacing dua saduit : waktu nu geus lila kaliwat baréto pisan.
289) Kawas hideung pateuh jangjang : méh teu bisa walakaya lantaran teu boga nu
bisa diandalkeun.
290) Nété akar ngeumbing jangkar : nyorang jalan nu tarahal.
291) Lindeuk japati : siga lindeuk tapi linghas, bisa mere budi manis tapi teu
beunang dipaké kaheureuyan (wanita).
292) Budak bau jaringao kénéh : budak olol lého, budak can aya kanyaho.
293) Buruk-buruk papan jati : sanajan boga dosa, dina seuseuhanana mah ka
baraya (ka dulur) moal téga ngantep upama aya karerepetna.
294) Jauh tanah ka langit : kacida pisan bédana atawa moal kajadian.
295) Jauh ka bedug, carang ka dayeuh : dusun, teu nyaho di tata adapt.
296) Matak pajauh huma : matak teu silih pikanyaah, tara silihbéré rejeki.
297) Kajejek ku hakan : hasil usaha beak ku kaperluan dahareun wungkul.
298) Ngajerit maratan langit, ngacéak maratan mega : ngajerit tarik pisan.
299) Jiga tunggul kahuru : goréng patut.
300) Henteu jingjing henteu bawa : henteu mawa naon-naon keur oléh-oléh ka nu
dijugjug.
301) Aya jodo pakokolot : bisa ngajodo sanggeus padakolot.
302) Kawas jogjog mondok : cékcok, récok, gandéng kun u bareng ngaromong
pabedas-bedas.
303) Asa dijual payu : cuang-cieung ditinggalkeun dipanyabaan kun u ngajak ka
dinya.
304) Pa anteur-anteur julang : bulak-balik silihanteurkeun.
305) Moal néangan jurig teu kadeleu : moal nyangka ka saha-saha deui boga
dosana lantaran geus teg ka si anu, tur aya buktina.
306) Kawas kacang ninggang kajang : norostos, capétang, bedas (nu pidato atawa
nu nayrékan).
307) Kaceluk ka awun-awun : kamashur ka mana-mana.
308) Teu sanak teu kadang : teu boga baraya pisan.
309) Ngembang kadu : olohok.
310) Kabawa ku sakaba-kaba : kabawakeun teu puguh lampah ku batur, kapangaruhan
ku batur nu teu pati eucreug.
311) Ginding kakampis : ginding tapi teu boga duit.
312) Embung kakalangkangan : embung kaéléhkeun.
313) Teu nyaho di kalér kidul : kapaider, linglung.
314) Batur ngalér ieu ngidul : lain-lainna deui jeung anu keur diomongkeun ku
batur, lantaran saliwang atawa teu pati ngarti (caritaan salahsaurang nu keur
ngariung).
315) Réa rambat kamaléna : réa jungjang karawatna (perkara), iwal jungjang.
316) Miyuni hui kamayung : teu payaan, katodél saeutik buruk (ngambek).
317) Caringcing pageuh kancing : taki-taki mageuhan tulak jste.
318) Kandel kulit beungeut : kurang atawa taya kaéra.
319) Ngandung hatè : ngunek-ngunek.
320) Dah bawang dah kapas : iwal bawang.
321) Tibatan kapok, anggur gawok : henteu kapok malah anggur ngahanakeun.
322) Kawas ucing kumareumbi : sagala dicabak, sagala dicekel kawas ucing keur
kumincir.
323) Katindih ku kari-kari : kasangka atawa katuding, pédah aya patalina jeung
kajadian nu jadi perkara.
324) Buntut kasiran : korét.
325) Asa pingges leungeun katuhu : rarasaan upama ditinggalkeun ku jalma anu
pohara nalangna ka urang dina pagawéan sapopoé.
326) Muriang teu kawayaan : asa muriang lanataran kaédanan.
327) Kawas nu kékéd : teu bisa barang bawa.
328) Miyuni hayam kabiri, kuméok méméh dipacok : beresét, euweuh kawani.
329) Ulah sok ngéok méméh dipacok : ulah sok ngarasa horéam ku pagawéan, méméh
dicoba.
330) Ngéplék jawér ngandar jangjang : iwal kandar.
331) Daharna sakésér daun : daharna mindeng pisan (budak).
332) Sakecap kadua gobang : babari ngambek jeung babari ngdaék (raja jaman
baheula dina dongéng).
333) Kawas kedok bakal atawa kawas kedok rautaneun : kacida goréng patutna
kawas kedok nu can anggeus.
334) Pariuk manggih kekeb : nyétél, nu goréng patut meunangkeun nu goréng
sopak.
335) Jadi ke,mbang carita : jadi bahan carita nu narik perhatian dina
riungan-riungan.
336) Geus aya kembang-kembangna : geus ayah al-hal anu nimbulkeun harepan kana
hasil maksud.
337) Tugur tundan hujan poék ngarit kemit enggeus : sagala rupa paréntah geus
dilakonan.
338) Nu édan dikendangan, nu burung diangklungan : ngahaminan carita nu rahul
sina beuki maceuh.
339) Kuru cileuh kentél peujit : ngurangan saré jeung ngurangan dahar, tirakat.
340) Dikepung waktu buaya mangap : dikepung ku musuh nu samakta pakarangna.
341) Réa ketan réa keton : loba pare (dahareun) jeung loba duit, taya kakurang.
342) Kakeueum ku cai togé : éléh pisah ku pamajikan nepi ka dipangnyéléwérkeun
cicing baé.
343) Seuseut batan neurey keueus : seuseut seuat, kacida héséna ngahasilkeun
maksud.
344) Nété akar ngeumbing jangkar : sagala usaha ngahasil
345) Akar nété porot ngeumbing lésot : sagala usaha teu hasil.
346) Keuna ku lara, teu keuna ku pati : bisa jadi éléh atawa tatu, tapi moal
maot.
347) Kudu bisa ngeureut pakeun : kudu bisa ngajeujeuhkeun rejeki, kudu sina
mapat.
348) Asa kiamat : pohara nagarasa susahna jeung sedih luar biasa.
349) Lain palid ku cikiih : lain jelema sakaba-kaba.
350) Ngijing sila bengkok sembah : teu satia kadunungan.
351) Ti kikirik nepi ka jadi anjing : ti bubudak nepi ka sawawa.
352) Ngarangkay koja : mimiti hade, lila-lila jadi goréng.
353) Luhur kokopan : ku maki.
354) Kokoro nyénang : nu kakara beunta boga, make atawa ngalarapkeun barang
lain dina perenahna.
355) Kokoro nyoso malarat rosa, lebaran teu meuncit hayam :kacida malaratna.
356) Kokoro manggih Mulad, puasa manggih lebaran : kokomoan dina waktu aya
rejeki.
357) Teu asup kolem : teu asup bilangan, teu kaaku kana golongan éta.
358) Kolot kolotok : kolot euweuh kanyaho, kosong tina élmu pangaweruh.
359) Dikompét-daunkeun : dihurunsuluhkeun, disamarutkeun jeung nu boga dosa
atawa jeung sabagian nu teu aleucreug.
360) Ti ngongkoak nepi ka ngungkueuk : ti bubudak nepi ka bongkok ku kakoloton.
361) Meunang kopi pait : digelendeng atawa dicarekan ku dunungan.
362) Moal nyapék mun teu ngoprék : saréatna moal barangdahar (moal meunang
rejeki) mun teu usaha.
363) Peujit koréseun : isuk-isuk kénéh kudu geus dahar atawa barang dahar, elat
meueusan sok nyelengit beuteung.
364) Jaman tai kotok dilebuan : jaman buhun.
365) Tikoro kotokeun, caréham hayameun : iwal hayam.
366) Nepi ka pakotrék iteuk : nepi ka padakolot pisan (nu awét laki-rabi ti
keur padangora).
367) Kujang dua pangadékna : usaha anu ngadatangkeun dua rupa kauntungan atawa
éwé-salaki nu pada-pada boga pangasilan.
368) Kukuh Ciburuy : teu beunang dionggét-onggét, teu daék nurut kana paham
batur nu leuwih bener.
369) Kulimis kawas cucurut kaibun : goréng patut jeung matak pikarunyaeun.
370) Kandel kulit beungeut : teu boga kaéra.
371) Tinggal tulang jeung kulit : kacida begangna (nu gering ripuh).
372) Ambekna sakulit bawang : babari ambek rosa.
373) Kur’an butut : dilarapkeun ka turunan ménak geus kolot, euweuh kaboga,
tapi masih kenéh gumedé.
374) Lésang kuras : teu bisa nyésakeun rejeki teundeunan.
375) Kakurung ku entik : teu kaasup kana jumlah jelema nu kudu disuguhan atawa
dibéré dahar.
376) Anak tilu keur kumusut : upama geus boga anak tilu, awéwé nu teu bisa
ngurus awak katénjona sok karusut, geus teu pati luis.
377) Kawas kuuk : ngedeng morongkol.
378) Sono bogoh geus kalakon, lara wiring geus kasorang : geus cukup pangalaman
ngarasakeun suka-duka.
379) Dijieun lalab-rumbah : dimomorékeun, teu diajénan, dianggap teu sabaraha.
380) Sibanyo laleur : ledis, teu nyésa saeutil-eutik acan (susuguh).
381) Kawas hayam lamba : bérését (jelema).
382) Kawas langit jeung bumi : pohara bédana.
383) Hutang salaput hulu : loba pisan hutang nepi ka samara bisa kabayar.
384) Teu nyaho di lauk : teu nyaho naon nu bakal matak untung.
385) Moal jauh laukna : moal hésé piuntungeunana.
386) Kawas lauk asup kana bubu : teu bisa mundur (ngundurkeun diri), deui,
lantaran geus kabeungkeut ku jangji atawa sumpah.
387) Kasép ngalénggéréng konéng : nya kasep nya ginding.
388) Ngalénghoy kawas macan teu nangan : leumpang alon tapi alus katénjona
(awéwé nu lenjang).
389) Lengkah kapiceun : nyaba bari aya nu dimaksud tapi teu hasil.
390) Kasép ngalénggéréng konéng : nya kasép nya ginding
391) Ngalénghoy kawas macan tenangan : lempang alon tapi alus katénjona (awéwé
nu lenjang)
392) Léngkah kapiceun : nyaba bari aya nu dimaksud tapi teu hasil
393) Lain lantung tambuh laku,lain léntang tanpa béja : lain indit-inditan teu
puguh nu dimaksud,tapi aya picaritaeun anu penting
394) lésang kuras : teu bisa nyésakeun rejeki keur pikahareupeun,sok béak-béak
baé
395) pabalik lètah : barangbèrè dipènta deui
396) heurin ku lètah : teu bisa nyaritakeun perkara kasalahan batur,lantaran
bisi aya matakna ka ditu,ka dieu
397) abong (kèna-kèna) lètah teu tulangan : ngomong teu adeuh,kajeun matak teu
ngeunah ka batur
398) lètah leuwih seukeut manan pedang : raheut hatè ku omongan leuwih peurih
karasana ti batab raheut (tatu) biasa
399) manan lèwèh mending walèh : tinimbang matak susah sorangan. Mending
nyarita satarabasna.
400) hayang leuwih jadi lèwèh : haying untung kalah rugi
401) leungit tanpa lebih, ilang tanpa karana : leungit euweuh urutna. Teu puguh
sababna, teu matak kaharti.
402) sakuru-kuruna lembu, saregèng-regèngna bantèng : sateubogana
(samalarat-malaratna) nu jeneng luhur atawa urut benghar
403) sapi anu ka bantèng : awèwè nurutkeun salaki
404) buncir leuit loba duit : taya kakurang
405) leumpang sakaparan-paran atawa leumpang nurutkeun indung suku : leumpang
(nyaba) teu puguh nu dijugjug
406) hampang leungeun : resep teuteunggeul
407) panjang leungeun : cocorokot, sok pulang-paling.
408) tiis leungeun : jadian pepelakan
409) teu kaleungitan peuting : tacan kajadian salaki sapeuting jeput euweuh di
imah (ciri-ciri teu mangduakeun)
410) leuweung ganggong simagong-gong, leuweung si sumenem jati : leuweung
geueuman pikakeueungeun
411) najan dibawa kana liang cocopèt, moal burung nuturkeun : dibawa
kamana-mana ogè daèk (awèwè ku salakina)
412) salieuk bèh : sagala nyampak taya kakurang
413) ngdeupaan lincar : deupa
414) kawas anjing kadempèt lincar : anjing
415) lindeuk japati : siga lindeuk tapi linghas, upama dideukeutan enya-enya,
ngejat (parawan)
416) ngalintuhan maung kuru : nèangan pibahayaeun
417) urang kampung bau listing, cacah-rucah atah warah : jelema dusun
418) gemah ripah lohjinawi : gemah
419) kawas nu meunang lotrè : meunang rejeki gedè (duit) nu teu
disangka-sangka.
420) geus apal luar jerona : geus nyaho kana kalakuan jeung tabèat jalma
(lahir-batina)
421) Luhur kokopan atawa luhur pamakanan : gumedè, pangkat luhur, pangkat anu
gedè kakawasaanana
422) Kapiheulaan ngaluluh taneuh : hudang kabeurangan
423) Lungguh tutut bodo kèong, sawah sakotak kaider kabèh : siga lungguh
katènjona padahal bangor
424) Asa kagunturan madu, kaurugan menyan putih : kacid bungahna jeung ngarasa
bagjana
425) Nista, maja, utama : sakali kurang hade, dua kali meujeuhna atawa sedeng,
tilu kali cukup.
426) Teu aya geuneuk meuleukmeuk : beresih hate teu ngunek-ngunek.
427) Hideung ogè buah manggu, matak tigurawi bajing : nyolong bade : sanajan
luarna (cangkangna) hanteu pikabitaeun, jerona (eusina) mah matak deudeuieun.
428) Harigu manukeun : dada jelema anu nunjol kahareup.
429) Mata dijual ka peda : dilarapkeun kanu malaweung, nepika teu awas kanu
disanghareupan (mata peda molotot taapi teu nènjo)
430) Geus bijil bulu mayang : geus balèg, mimiti begèr (budak lalaki); band.
Geus turun amis cau.
431) Maung ompong, bedil kosong, karèta kosong : jelema anu boga komara mah
geus teu nyekel kakawasaan (dongkol) ogè teu welè dipikasèrab.
432) Ngepung mèja : dariuk sakulilingeun mèja, rèk dalahar.
433) Dahar kawas meri : uprat-aprèt, ngaraèmèh (budak).
434) Meubeut meulita : mamawa kana balukarna nu goring, pipilueun kana pacèngkadan
batur, balukarna bias meubeut meulit ka urang.
435) Minda rupa : salin rupa
436) Mipit teu amit ngala tèa mènta : maling
437) Kokoro manggih mulud : makmak-mekmek, kokomoan barang dahar.
438) Murah sandang murah pangan : loba (teu kurang) pakèeun, jeung dahareun (di
nagara nu raharja)
439) Muriang teu kawayaan : kalah wowotan teu kuat nyangga lara ati, upama anu
keur kabungbulengan
440) Beute*90ung mutriktrik berekat meunang ; nutas dahar seubeuh di nu hajat
ari balik mawa berekat deuh.
441) Nènèh bontèng : bontèng
442) Hirup teu net paèh teu hos : terus-terusan gering ripuh, tapi teu maot;
hirup teu walagri tarus-teursan.
443) Ngeunah angeun ngeunah angen : hirup senag, cukup dahar-pakè sarta runtut
raut jeung pamajikan.
444) Ngeunah èon teu ngeunah èhè : hayang ngeunah sorangan baè, teu ngingetkeun
kapentingan batur, taya arang-iringna.
445) Nya di hurang, nya di keuyeup : boh di hurang, boh di keuyeup; boh di
mènak boh di kuring atawa cacah, kateungeunah (hatè) mah sarua baè.
446) Nya ngagogog nya mantog : gogog, lail-ainna deui
447) Teu nyaho di hitut bau atawa teu nyaho di cedo : teu loba pangalaman,
dusun atawa balata-boloto kènèh, can boga temah wadi.
448) Misah badan misah nyawa : teu sarua boh lahir, boh batin (dua jalma)
449) Didagoan ku sèèng nyèngsrèng : sèèng
450) Nyiruan teu resepeun nyeseup anu pait-pait : umumna jalma tara resep
sosobatan jeung nu miskin.
451) Jelema sok keuna ku owah gingsir : umumna jelema maah sok robah
tangtunganana tara kuat nahan gogoda
452) Padu (moal) buruk digantung : perkara moal ruksak ku ditunda (-tunda),
masrahkeun perkara anu diparebutkeun ka pangadilan
453) Pait daging pahang tulang : mulus awak, langka katerap kasakit, tara
radang atawa borok ; band. Amis daging
454) Geus karasa paitpeuheurna : geus kaalaman sagala rupa nu teu ngeunahna
atawa nu matak susahna
455) Pageuh kancing, loba anjing : caringcing
456) Teu mais teu meuleum : teu pipilueun kana urusan nu jadi carita, malah teu
nyaho-nyaho acan
457) Papais-pais paray : patèèp kawas paray nu dipais (jalma loba nu ngaredeng
di tempat nu heurin, nyanghuluna di paselangkeun)
458) Luhur pamakanan : luhur kokopan
459) Ti batan meunang pala anggur meunang palu : ti batan meunang pujian atawa
buruhan karah kacarèkan
460) Kawas leungeun nu palid : ngopèpang, sagala dicabak atawa dicekel.
461) Teguh pancuh : pageuh pamadegan
462) Panjang leungeun : leungeun
463) Panjang lèngkah : jauh panyabaan, henteu kagok indit-inditan
464) Pondok jodo panjang baraja : sajan pondok jodo, sing nuluy (ulah pegat)
jadi baraya
465) Pait paria : pait ngeunah atawa pait ogè ngeunah (didahar)
466) Rèk dijieun jimat paripih : awèwè ku lalaki nu kacid dipikabogoheuna,
upama daèkeun dikawin.
467) Pasrah arit : pasrah luarna atawa basana wungkul, henteu terus jeung hate.
468) Gèpèng kawas pèpètèk : hirup muritik pisan.
469) Gorèng peujit : gorèng hatè, dengki.
470) Nya picung nya hulu maung : sarua jeung ngarujak sentul, harè-harè, batur
ngalèr ieu ngidul (jawaban atawa dina paguneman)
471) Ambek nyedek tanaga midek : kacida ambekna, tapi teu bias ngalawan,
lantaran moal pikuaten.
472) Sabobot sapihanèan; sareundeuk saigel, sabobot sapihanèan, sabata
sarimbaga : rempug sauyunan, sabagja-sacilaka
473) Mending kendor ngagèmbol tinimbang gancang pincang : ari digawè atawa
nguruskeun perkarakudu tartib, ulah garudas-garidus, supaya hasilna
nyugemakeun.
474) Pindah cai pindah tampian : nyaluyukeun diri kana adapt jeung kabiasaan di
tempat anyar.
475) Pindah cai dibawa tampianana : aya di pangumbaraan (tempat anyar) mageuhan
adapt kabiasaan di tempat asal
476) Dagang pindang ka Cirebon : dagang barang ka tempat nyieun èta barang
(moal laku)
477) Piruruhan dikatengah-imahkeun : nu dusun dipilukeun kana riungan atawa
gempungan nu loba kanyahona.
478) Lindeuk piteuk : lindeuk japati
479) Rokrok pondoheun : getas harupateun.
480) Kawas jogjog mondok : jogjog, ks anu nuduhkeun ukuranana.
481) Pondok nyogok panjang nyugak : garihal, teu matak resep ngadèngèkeunana
(caritaan)
482) Asa dipopokan tai : ngarasa pohara diwiwirang
483) Trong kohkol morongkol, dur bedug murungkut : pikeun nuduhkeun jelema anu
kedul hudang subuh.
484) Nètè porort ngeumbing lèsotba : sagala usaha (akal tarèkah teu hasil)
485) Pucuk awian : pula-pilu teu boga tangtungan sorangan.
486) Tugur tundan, susuk bendung,ngepung maung, mènak kudu kapundayan : jaman
mènak murba (baheula)
487) Mantak muringkaka balu punduk : matak murinding bulu pundul
488) Undur kadeuleu punduk, dating kadeuleu tarang : terus –terang, hanteu
ngalèos kitu baè dina nyieun indit atawabalikt tèh,tapi bèbèja heula.
489) Saluhurna punduk, tara ngaliwatan hulu : sakumaha pinterna murid (waktu
harita), moal leuwih pinter ti guruna.
490) Mundur papan kalawan tulis : kadesek atawa kadèsèh ku musuh, nepi ka nya
pasukan (tentara) nya rèngrèngan (pamarèntah) kapaksa mundur
491) Mupugkeun tai kanjut : kariaan leuwih gedè ti biasana, lantaran ku ijiran
moal kariaan deui (ngawinkeun atawa nyunatan anak bungsu)
492) Puraga tamba kadengda : dapon, darapon, asal baè, tamba hanteu.
493) Milih-milih rabi, mindah-mindah rasa : ganti pamajikan sugan leuwih
ngarepok
494) Lali rabi tègang pati : poho ka pamajikan jeung tèga kana nyawa pikeun
ngabèla nagara jeung bangsa
495) Poèk mongklèng buta radin : poèk pisan
496) Raga papisah jeung nyawa : maot
497) Lieuk euweuh ragap taya : malarat, taya kaboga
498) Kawas Rama jeung Sinta : nurub cupu, nu kasèp jeung nu geulis
499) Rambay alaeun,raweuy beuweungeun : subur ma’mur loba dahareun hasil tani
500) Kumaha ramèna pasar : pula-pilu, kumaha guyubna batur jenuk balarèa
501) Sepi paling towong rampog : aman, kerta raharja.
502) Asa penggas rancatan : leungteun batur nu sok nalang dina pagawèan.
503) Ranggaèk samèmèh tandukan : sawanda jeung beunghar mèmèh boga atawa jeneng
mèmèh pangkat.
504) Hapa-hapa ogè ranggeuyan : miskin-miskin ogè boga salaki (aya keur
pakumaha).
505) Teu boga piker rangkrpan : bolostrong, teu boga curiga, teu boga timburu.
506) Tunggul dirarud (diparud) catang dipumpak : taya nu dihiding, euweuh
kasieun, sagala dirempak.
507) Asa rawing daun ceuli : mindeng ngadèngè omongan anu teu ngeunah.
508) Ngarawu ku siku : hayang loba pangasilan ku rupa-rupa usaha anu tungtungna
teu kaurus.
509) Muga sing ngarèndèkèh manna sèrèh, ngarandakah manna manjah : sing loba
turunan.
510) Kawas bodor rèog : jelema nu dina tingkah-lakuna pikaseurieun.
511) Dogdog pangrèwong : sakadar ngabantu sautak-saeutik, teu boga tugas nu
penting.
512) Pangeprak reumis : purah diutah-ètah, ngajalankeun pagawèan nu lumayan.
513) Sabata sarimbagan : layeut, sauyunan, tara pasalia piker.
514) Leutik ringkang gedè bugang : sanajan waruga leutik (dibandingkeun ka
kuda,munding upamana) tapi mun maot dinyabaan, jelema mah gedèurusanana.
515) Kawas kabudak rodèk hulu : ngahina, kawas ka jelema nu bodo atawa kawas ka
budak nu bolon kènèh.
516) Nu borok dirorojok, nu titeuleum disimbeuhan : nu keur susah dipupuas,
ditambahan kasusahna.
517) Biwir nyiru rombèngeun : sagala dicaritakeun, sanajan nu teu perlu kadèngè
ku batur.
518) Pada rubak sisi samping : pada gedè ma’lum, pada gedè hampura.
519) Cacah rucah atah warah : cacah bolongkotan, taya pisan turun rada bèh
luhur jeung taya kabisa (kanyaho).
520) Maung sarungkum : tunggal baraya, lain nu lian (sakaruhun) tapi dina
bendengna alahbatan jeung deungeun-deungeun haseum.
521) Kawas jelèr kasaatan : teu daèk cicing (barudak).
522) Taya halodo panyadapan : taya eureunna (pasèa, dicarèkan, jst)
523) Sumput salindung : boga kalakuan anu ulah kanyaahon ku batur(salaki ku
pamajikan atawa sabalikna).
524) Suku sambung leumpang, biwir sambung lèmèk : darma nepikeun maksud batur,
lain niat sorangan.
525) Kawas hayam panyambungan : talamba-tolombo dina riungan lantar euweuh nu
wawuh.
526) Ngeunah nyandang, ngeunah nyanding : hirup senang lantaran cukup pakè
jeung nyandingkeun pamajikan nu satia.
527) Mindingan beungeut ku saweuy : nèmbongkeun budi parangi nu bias ka jelema
nu dipikangèwa, api-api resep baè.
528) Kawas birit sèèng : hideung lestreng (kulit jelema)
529) Jelema pasèsaan : jelema nu kungsi gèlo; saeutik mahi, loba nyèsa, bias
ngatur rejeki.
530) Taktak asa semplak : asa potong; nyeri lantaran tas nanggung atawa manggul
nu kacidabeuratna.
531) Rejeki kaseser ku hakan : rejeki bèak ku dipakè barangdahar
532) Matak tibalik aseupan : matak teu bias nyangu.
533) Seuseut batan neureuy keueus : keueus.
534) Hurung nangtung siang lempang : beunghar sarta dipakè ngaginding.
535) Aya disihung maung : loba hubungan jeung gegedèn jadi babari meunang
pitulung
536) Disiksik dikunyit-kunyit, dicacag diwalang-walang : dihukum beurat; pisan,
dihukum pati.
537) Lembur singkur, mandala singkah : tempat nu nyumput sarta jauh.
538) Kawas Rama jeung Sinta : nurub-cupu, nu kasèp jeung nu geulis.
539) Kawas siraru jadi : riab ka mana-mana (jalma loba)
540) Ngijeum sirit ka nu kawin : nginjeum barang (parabot) anu keur nu bogana
kacida perluna jeung ngan sakitu-kituna.
541) Pondok nyogok, panjang nyugak : pondok tapi mantak nyentug kana hate
(caritaan)
542) Sonagar huma : sonagar tapi kaciri dusun dina basa jeung paripolah.
543) Nyeri peurih geus kapanggih, lara wirang geus kasorang : sagala rupa
dodoja hirup geus kaalaman.
544) Nyeri beuheung sosongkèteun (sosonggèteun) : kesel ngadagoan nu rèk
dating, mindeng ngalieukan nepi ka aya nyeri beuheung.
545) Jangji pasang subaya : ngayakeun perjangjian.
546) Naheun bubu pahareup-hareup : pahutang-hutang, pada-pada boga pihutang.
547) Deukeut-deukeut anak taleus : teu nyaho yèn baraya, padahal geus lila
padeukeut imah.
548) Tèmbong tambagana : kanyahoaan kagorèngan hatèna atawa lampahna nu asalna
disumput-sumput.
549) Tamplok batokeun : bèrèhan atawa balabah teuing nepi ka teu ngingetkeun
kana kaperluan sorangan.
550) Jauh tanah ka langit : kacida bèdana (kaayaan nagara urang jaman jajahan
jeung jeung ayeuna)
551) Ngadagoan kuda tandukan : ngaharepkeun perkara nu mustahil bias kajadian
(sarua jeung ngadagoan belut buluan oray jangjangan)
552) Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan : tungkul
553) Tarajè nanggeuh, dulang tinandè : sadia ngajalankeun parèntah
554) Moal ditarajèan : teu sieun (wani)
555) Kawas tatah : teu hideng sorangan (digawè) kudu dititah (diparèntah) baè
556) Taya dunya kinasihan : euweuh barang nu dikorètkeun pikeun kabagjaan jalma
nu dipikanyaah
557) Moal nèngan jurig teu kadeuleu : jurig
558) Taarna teja mentrangan : tarang anu alus kawas anu aya cahayaan.
559) Ditangtang-ditèngtèng dijieun bontèng sapasi : digulang-gaper
560) Kawas beubeulahan tèrong : sarua pisan rupana (budak kembar)
561) Disusul tepus : disusul atawa ditèangan terus, nepi ka beunang (nu boga
dosa)
562) Haripeut ku teuteureuyeung : gampang kagoda ku dibibitaan bakal meunang
untung.
563) Tiis ceuli hèrang mata : ngarasa sugema, taya kahariwang, taya kasusah;
ngeunah dèdèngèan ngeunah tètènjoan.
564) Tiis dingin paripurna : sampurnaning tiis piker, tibra hate; teu lada
atawa teu karasa uyahna (kadaharan)
565) Tiis-tiis jahè : teu kaciri pahibut dina nyanghareupan kariaan.
566) Ngukur ka kujur nimbang ka awak : mikiran sarup. Perkara luyu hanteuna
jeung kaayaan diri sorangan.
567) Kawas toèd : beuki ngomong, cèlèmbèng (budak)
568) Torojog tanpa larapan : datang teu ngiberan heula,
569) Trong kohkol morongkol dur bedug murungkut : keur nu ngedul hudang subuh.
570) Teu tuah teu dosa : teu mais teu meuleum, teu boga kasalahan nanaon.
571) Satuduh metu, saucap nyata : sipat nu luhung èlmuna, sagala rupa
kasauranana aya buktina.
572) Tukuh Ciburuy : tukuh kaleuleuwihi, sanajan tètèla tangtunganana teu pati
bener atawa moal aya matakna upama dirobah ogè.
573) Teu boga tulang tonggong : teu boga tatalang raga, teu boga tangtungan nun
pasti (pucuk awian)
574) Asa katumbu umur : ngarasa atoh ditulungan dina keur aya kasusah.
575) Numbuk disuè : ninggang atawa meneran keur suè sawatara kali.
576) Kawas tunggul kahuru : gorèng patut (jelema).
577) Satungkebing langit (satangkaring jagat) : sakuliah dunya.
578) Ulah maot manggih tungtung, ulah paèh manggih bèja : sing bener waktu keur
hirup, supaya ulah diaromongkeun dimana geus maot.
579) Nungtut bari ngeusi : usaha ngulik èlmu atawa ngumpulkeun rejeki
saeutik-saeutik nepi ka aya buktina.
580) Èlmu tungtut dunya siar, sukan-sukan sakadrna :hirup kudu bari nyiar èlmu
pkeun kasalametan dunya ahèrat, sarta kudu sigar tengah.
581) Moal ngejat satunjang bèas : wani ngayonan musuh nepi ka kumaha baè moal
mundur satapak.
582) Gunung tanpa tutugan sagara tanpa tepi : taya wates-wangena.
583) Tutus langkung, kèpang halang : omongan atawa caritaan anu salah
pokpokanana atawa teu pati merenah.
584) Sanajan nepi ka bias ngukir langit : sanajan sakumah pinterna.
585) Melengkung umbul-umbulna, ngerab-ngerab bandèrana : ngaganbarkeun
iring-iringan atawa kaayaan di tempat pèsta.
586) Hanteu unggut kalinduan, hanteu gedag kaanginan : pageuh nyekel tangtungan
sorangan, hanteu kapangaruhan ku ruruba.
587) Ngusap birit bari indit : ninggalkeun pasamoan teu bèbèja, malah bari semu
keuheul.
588) Mani hayang utah iga : ngarasa kacida sebelna, nènjo atawa ngadèngè
kalakuan batur nu pikaijideun.
589) Èncèr uteuk : calakan, pinter
590) Abong biwir teu diwengku : ngomong teu jeung adeuh dina nyarèkan.
591) Miyuni hayam kabiri : jejerih, leutik burih.
*********************************************************************************************************************************
BABASAN SUNDA dina arti bahasa
INDONESA
bagean ka 1
1. Abang-abang lambé
Baik ucapannya saja sekedar untuk
menyenangkan orang lain.
2. Adat-adatan
Memiliki watak atau karakter tidak baik,
mudah marah.
3. Adil palamarta
Sangat adil
4. Ahli leleb
Kesukaannya hanya makan
5. Ajak Jawa
Mengajak orang tidak sepenuh hati sekedar
berbasa-basi saja.
6. Akal bulus
Akal licik
7. Akal licik
Akal jahat
8. Akal koja
Pandai kepada hal-hal yang jelek
9. Aki-aki tujuh mulud
Sudah sangat tua
10. Aku-aku angga
Mengaku memilikinya padahal kepunyaan
orang lain
11. Alak paul
Sangat jauh
12. Alak-alak cumampaka
Meniru-niru atau ingin menyamai orang yang
lebih tinggi derajatnya.
13. Alamat
Pertanda atau ciri-ciri yang berupa
impian, kedutan atau kejadian alam seperti gempa, angin, dsb.
14. Along-along bagja
Tidak jadi mendapatkan kebahagiaan
15. Alus laur hadé omé
Baik penampilannya (baik laki-laki maupun
perempuan)
16. Alus panggung
Baik penampilannya
17. Ambekna sakulit bawang.
Mudah marah.
18. Ambek sadu santa budi
Tidak memperlihatkan rasa marah.
19. Ambon sorangan
Mencintai orang yang tidak memikirkan
dirinya
20. Amis budi
Baik hati, bila berbicara selalu tersenyum
21. Amis daging
Mudah terserang penyakit
22. Anak hiji keur gumeulis,
Anak dua keur gumunda,
anak tilu keur kumusut
Wanita yang memiliki satu anak tampak
cantik,
dua anak dapat memikat,
dan tiga anak tampak kusam.
23. Anak emas
Anak yang sangat disayangi orang tuanya;
pekerja yang paling disayangi majikan/atasan
24. Anggeus-anggeusan
Habis-habisan (habis benar)
25. Apal cangkem
Hafal dengan isi buku tetapi tidak paham
atau tidak mengerti.
26. Asa bucat bisul
Merasa senang karena telah keluar dari
kesusahan atau menyelesaikan pekerjaan yang dirasakan berat.
27. Asa dipupuk birus.
Merasa senang hati.
28. Asa dipupul bayu.
Merasa tidak berdaya.
29. Asa dina pangimpian
Terasa dalam bermimpi, tidak percaya apa
yang terjadi.
30. Asa katumbu umur
Sedang kebingungan ada yang menolong.
31. Atah adol
Kurang ajar.
32. Atah anjang
Jarang bersilaturahmi.
33. Atah sasar
Kurang pertimbangan, tidak diselidiki
dahulu kebenarannya.
34. Atah warah
Kurang ajar.
35. Ateul biwir
Mau terus berbicara meskipun tidak perlu
diceritakan.
36. Ati asa digerihan
Merasakan sangat sakit hati.
37. Awak kawas badawang
Jangkung tinggi besar serta jelek.
38. Awak sabeulah
Hidup sendirian karena telah ditinggal
suami/istri.
39. Awak sampayan
Tubuh yang memakai pakaian apa pun
kelihatannya bagus/pantas.
40. Awét rajét
Hidup berumah tangga, tetapi sering bertengkar.
41. Awéwé dulang tinandé
Seorang istri harus setia kepada suami.
42. Awéwé mah gedé bendunganana
Dalam menghadapi ajakan yang tidak baik,
perempuan lebih kuat bertahan daripada laki-laki.
43. Aya astana sajeungkal.
Hal yang tidak mungkin (mustahil).
44. Ayak-ayak béas, nu badag
moncor,
nu lembut nyangsang.
Menunjukkan hal yang tidak sewajarnya.
45. Aya bagja teu daulat
Akan mendapat kebahagian, tetapi tidak
jadi.
46. Aya buntutna
Ada kelanjutannya dari masalah sebelumnya.
47. Aya di sihung maung
Berada di tempat yang berbahaya.
48. Aya gantar kakaitan
Ada keterkaitan masalah.
49. Aya haté
Ada perasaan cinta.
50. Aya jodo pakokolot
Berjodoh setelah berusia lanjut karena
masing-masing ditinggal pasangannya.
51. Aya kélong néwo-néwo
Ada seseorang yang tak berkepentingan
menggangu kegiatan.
52. Aya nu dianjing cai
Ada yang dikehendaki.
53. Aya pikir ka pingburi
Ada pikiran atau perasaan yang datang
kemudian atau belakangan.
54. Aya pikir kadua leutik
Ada perasaan cinta.
55. Ayang-ayangan
Hidup rukun berdampingan.
56. Ayang-ayang gung
Hidup rukun rakyat dan pemimpin.
57. Ayeuh ngora
Usia masih mudah tetapi sering sakit
58. Babalik pikir
Berubah perilaku menjadi baik.
59. Babanténg jurit
Pemimpin peperangan/penjaga keamanan.
60. Balég tampélé
Masih belum dewasa.
61. Bali geusan ngajadi
Tanah air atau tempat kelahiran.
62. Balik jinis
Impas (tidak untung dan tidak rugi).
63. Balik ngaran
Meninggal di perantauan.
64. Balungbang timur, caang bulan
opat welas,
jalan gedé sasapuan
Tidak ada pikiran dan perasaan jelek,
bersih hati.
65. Bangbang koléntang
Serba sulit, tidak punya uang sama sekali.
66. Batok kohok, piring semplék
Perkakas rumah tangga yang tidak ada
harganya.
67. Batur ngalér ieu ngidul
Diajak berbicara, tetapi pembicarannyaanya
tidak sejalan.
68. Bau-bau sinduk
Masih ada ikatan saudara, meskipun agak
jauh.
69. Béak déngkak
Berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan
sesuatu tetapi tidak berhasil.
70. Bedah bendungan
Amarahnya keluar semua
71. Begér mindo
Sudah berkeluarga, mencintai lagi
perempuan atau pria lain (puber kedua).
72. Beukah kawaya
Perut yang membesar karena sakit lever.
73. Beunghar méméh boga
Berperilaku seperti orang kaya, padahal
miskin.
74. Beurat birit
Malas bekerja atau sulit disuruh.
75. Beuteung anjingeun
Keadaan perut seseorang yang lebih besar
ke atas.
76. Bisa ka bala ka balé
Dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi dalam hal positif.
77. Bisa lolondokan
Dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi dalam hal tidak baik.
78. Bobor karahayuan
Mendapat musibah atau kecelakaan.
79. Bobot pangayon timbang taraju
Pengadilan, keputusan yang adil.
80. Bodo aléwoh
Meskipun bodoh, tetapi biasa bertanya,
akhirnya menjadi pintar.
81. Bodo katotoloyoh
Sangat bodoh.
82. Boga pikir rangkepan
Tidak berpikiran polos.
83. Boga sawah saicak
Keadaannya sangat miskin.
84. Bogoh nogéncang
Memiliki rasa cinta, tetapi tidak
dilayani.
85. Bongkok méongeun
Postur tubuh yang punggungnya bungkuk.
86. Bosongot badé amprotan
Bertubuh tinggi besar dan menyeramkan.
87. Borangan ku surak
Merasa takut karena berada di
tengah-tengah banyak orang.
88. Bru di juru bro di panto
Orang yang kaya raya.
89. Budak bau jaringao
Anak yang belum dewasa.
90. Budak olol lého
Anak yang belum dewasa.
91. Budak rodék hulu
Anak yang kotor dan menjijikan.
92. Bujang jengléngan
Jejaka yang tampan.
93. Bujang tarangna
Mengaku-ngaku sebagai jejaka.
94. Buncir leuit loba duit
Orang yang kaya raya.
95. Buntu laku
Tidak jadi berpergian karena ada halangan
sehingga bingung apa yang harus dilakukan.
96. Buntut kasiran
Orang yang pelit.
97. Bur beureum bur hideung
Orang yang serba ada dan pandai berdandan.
98. Buta térong
Seseorang yang parasnya jelek sekali.
99. Caang padang narawangan
Bersih hati dan pikiran.
100. Cacag nangkaeun
Memotong sesuatu tetapi kurang bagus.
101. Cacah rucah atah warah
Menunjukkan seseorang yang kurang
berpendidikan dan bukan anak pejabat.
102. Cacarakan
Beru belajar dari permulaan.
103. Cacing cau
Rakyat jelata yang tidak diperhitungkan.
104. Cadu mungkuk haram dempak
Sumpah karena tidak melakukan sesuatu.
105. Campaka jadi di reuma
Menunjukkan gadis cantik yang berada di
kampung.
106. Campur kaya
Kaya karena ada barang orang lain.
107. Campur tangan
Turun campur kepada urusan orang lain.
108. Ceplak pahang
Berbicara langsung tanpa memikirkan
perasaan orang lain.
109. Ceuli léntaheun
Mudah terbangun dari tidur sebab mendengar
suara.
110. Cilaka dua belas
Celaka besar.
111. Ciri sabumi cara sadésa
Setiap daerah memiliki adat kebiasaan
masing- masing.
112. Clik putih clak hérang
Bersih hati dan pikiran.
113. Cruk-crek
Seseorang yang mudah kawin cerai.
114. Cucuk panon
Menjadi penghalang dalam melakukan sesuatu
115. Cucuk rungkang
Sesuatu yang wujud besar, tetapi kurang
manfaatnya.
116. Cukang tara néangan nu
ngising
Orang yang butuh bantuan seharusnya datang
kepada yang akan membantunya.
117. Cukup belengur
Orang yang banyak memberi kepada orang
lain, tetapi dia sendiri kekurangan.
118. Daék medu
Ucapan sumpah seseorang yang tak merasa
bersalah
119. Dahar kawas meri
Makan dan minum acak-acakan.
120. Daharna sakésér daun
Makan seadanya, hanya nasi saja, tanpa
lauk-pauk.
121. Dah bawang dah kapas
Jual beli secara tunai.
122. Dédéngé tara
Pernah mendengar, tetapi belum pasti betul
kebenarannya.
123. Deukeut-deukeut anak taleus
Meskipun berdekatan, tetapi tidak tahu ada
kejadian penting.
124. Deukeut deuleu (pondok
lengkah)
Kurang pengalaman.
125. Deungeun-deungeun haseum
Mengaku-ngaku sebagai saudara.
126. Diadukumba(ng)keun
Diselaraskan atau disesuaikan supaya
tampak bagus.
127. Dibabuk lalay
Disingkirkan tanpa belas kasihan.
128. Di bawah tangan
Perjanjian tidak ada saksi secara resmi.
129. Dibéjérbéaskeun
Dijelaskan secara panjang lebar.
130. Dibeuweung diutahkeun
Dipikir dengan matang.
131. Didagoan ku sééng nyéngsréng
Mencari nafkah hanya untuk menutupi
kebutuhan makan sehari saja.
132. Didago-dago tilewo
Dinanti-nanti dengan waktu yang lama,
tetapi yang dinantikan tidak juga muncul.
133. Dihin pinansti anyar
pinanggih
Kehidupan manusia telah ditentukan yang
Maha Kuasa.
134. Dihurunsuluhkeun,
disakompétdaunkeun.
Kesalahan seseorang disamaratakan dengan
anggota
kelompok lainnya karena sering
bersama-sama.
135. Dijieun lalab rumbah
Hanya dijadikan hal-hal yang kurang
berguna.
136. Dikeprak reumis
Disamaratakan.
137. Dikerid peuti
Semuan anggota keluarga diikutsertakan
dalam suatu kegiatan.
138. Dikepung wakul buaya mangap
Dikepung oleh musuh dengan senjata
lengkap.
139. Dinangna-néngné
Dimanja; dijaga dengan sangat hati-hati.
140. Dipaké cocok conggang
Diperlakukan dengan tidak baik.
141. Dipisudi méré budi
Disayangi, tetapi membalas dengan
kejelekan.
142. Disiksik dikunyit-kunyit
Dicacag diwalang-walang
Diperlakukan semena-semena.
143. Disuhun dina embun-embunan
Sangat berterima kasih karena sudah diberi
Pertolongan; tidak melupakan jasa orang
lain.
144. Disusul tepus
Melanjutkan kegiatan yang dilakukan
sebelumnya.
145. Ditangtang-diténgténg,
dijieun bonténg sapasi
Disayangi dan dimanja.
146. Dosa salaput hulu
Terlalu banyak dosanya.
147. Dug hulu pet nyawa
Berusaha sekuat tenaga.
148. Dug tinetek
Bekerja dengan sekuat tenaga.
149. Duit pait
Memegang uang, tetapi bukan miliki
pribadi.
150. Duit panas
Memegang uang, tetapi bukan punya sendiri.
151. Ĕléh déét
Mengalah kepada orang lain.
152. Ĕlmu sapi
Mengikuti sesuai dengan kemauan pimpinan.
153. Ĕlmu tumbila
Picik atau ingin menang sendiri.
154. Éra parada
Merasa malu melihat perilaku orang lain
yang tidak
senonoh; mendapat malu yang besar sekali.
155. Embung kakalangkangan
Tidak mau dikalahkan oleh orang lain.
156. Euweuh élmu panungtungan
Tidak usah sombong, kemampuan manusia
terbatas
157. Galak sinongnong
Menginjak dewasa dan mulai menyukai lawan
jenis, tetapi belum berani berhadapan/mengungkapkan.
158. Galak timburu
Pencemburu.
159. Galégéh gado
Baik ucapannya saja.
160. Gancang pincang
Bekerja cepat dan tergesa-gesa, tetapi
hasilnya tidak memuaskan.
161. Gantung déngé
Mendengarkan pembicaraan seseorang, tetapi
terpotong, dan tidak berlanjut.
162. Gantung teureuyeun
Masih ingin menikmati makanan, tetapi
sudah habis. Sedang menikmati makan, tetapi terpotong ketika dilanjutkan terasa
tidak nikmat lagi.
163. Garo-garo teu ateul
Pusing karena ada masalah, akhirnya
menggaruk-garuk kepala, yang sebenarnya tidak merasa gatal.
164. Garo singsat
Tingkah laku seseorang, biasanya wanita,
berjalan ke sana ke mari sambil menarik bagian bawah pakaiannya ketika
mendengar berita yang mengkhawatirkan.
165. Gedé-gedé ngadagé
Hanya tubuhnya yang besar, tetapi tidak
ada keberanian.
166. Gedé gunung pananggeuhan
Merasa bangga dan percaya diri karena ada
orang yang diandalkan.
167. Gedé hulu
Sombong
168. Gemah ripah loh jinawi
Subur makmur.
169. Géntél kéak
Anak-anak yang tidak mau berpisah dengan
ibunya.
170. Genténg-genténg ulah potong
Harus tetap berusaha meskipun hasilnya
tidak memuaskan.
171. Gereges gedebug
Melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa
sehingga hasilnya tidak memuaskan.
172. Gering nangtung
Sakit batin, sementara badan sehat.
173. Getas harupateun
Mudah marah.
174. Geura mageuhan cangcut tali
wanda
Harus segera bersiap-siap.
175. Geus apal luar jerona
Sudah tahu semua rahasianya.
176. Geus aya dina pésak
Sudah tahu semua rahasianya.
177. Geus aya kembang-kembangna
Sudah tampak tanda-tandanya.
178. Geus aya tapak
Sudah memiliki cacat, pernah berbuat
kesalahan.
179. Geus bijil bulu mayang
Anak gadis yang mulai dewasa.
180. Geus cueut ka hareup
Sudah lanjut usia.
181. Geus karasa pait peuheurna
Sudah merasakan banyak pengalaman.
182. Geus labuh bandéra
Masalahnya sudah dapat diselesaikan.
183. Geus (nepi ka) nyanghulu
ngalér
Sudah sampai meninggal dunia.
184. Geus teu asa jeung jiga
Sudah sangat dekat sehingga tidak canggung
lagi.
185. Geus turun amis cau
Anak gadis yang sudah mulai dewasa.
186. Ginding bangbara
Senang berdandan dan berjalan-jalan agar
kelihatan kaya, padahal di rumah sengsara.
187. Ginding kakampis (kekempis)
Keren tetapi tidak punya uang.
188. Goong saba karia
1) Tanpa diundang datang ke tempat hajatan
agar
disuruh serta dapat makan sekenyangnya;
2) Selalu berusaha menyatukan diri dengan
orang
yang lebih tinggi status sosialnya.
189. Goréng peujit
Dengki
190. Goréng sisit
Kurang beruntung.
191. Gugon tuhon
Tetap setia.
192. Gulak-giluk kari tuur,
hérang-hérang kari mata,
teuas-teuas kari bincurang
Asalnya kaya menjadi miskin.
193. Gunung tanpa tutugan, sagara
tanpa tepi
Tiada batasnya.
194. Gurat batu
Keras kepala, meskipun salah, atau tidak
sama dengan orang lain, pendiriannya tetap dipertahankan.
195. Gurat cai
Suka ingkar janji.
196. Hadé lalambé
Baik ucapannya saja.
197. Hampang birit
Mudah disuruh.
198. Hampang leungeun
Suka memukul.
199. Handap asor
Peramah; tidak sombong meskipun memiliki
kelebihan dari orang lain.
200. Handap lanyap
Bersikap santun hanya untuk menarik
simpati orang lain saja.
201. Hapa héman
Tidak memiliki balas budi.
202. Hapa hui
Tidak berkah.
203. Hapa-hapa gé ranggeuyan
Meskipun miskin, tetapi memiliki suami.
204. Harelung jangkung
Tubuhnya tinggi besar.
205. Haréwos bojong
Ucapan yang dibisikkan tetapi terdengar
orang lain.
206. Harigu manukeun
Dada orang yang menonjol ke depan.
207. Haripeut ku teuteureuyeun
Mudah terbujuk rayuan yang disangkanya
akan menguntungkan.
208. Haseum budi
Bermuka masam, tidak ramah.
209. Haseum kawas cuka bibit
Diibaratkan kepada orang yang tidak ramah.
210. Hawara biwir
Suka menceritakan hal yang belum pasti
kebenarannya.
211. Hayang leuwih jadi léwéh
Ingin beruntung, tetapi malah merugi.
212. Hayang untung kalah buntung
Ingin beruntung, tetapi malah merugi
213. Héjo cokor badag sambel
Kampungan sekali.
214. Héjo tihang
Suka berpindah-pindah tempat, baik tempat
tinggal maupun pekerjaan.
215. Henteu cai hérang-hérang acan
Bertamu, tetapi tidak dijamu.
216. Henteu jingjing henteu bawa
Tidak membawa apa-apa
217. Henteu unggut kalinduan,
henteu gedag kaanginan
Tetap setia dan teguh pendirian.
218. Hésé capé teu kapaké
Bekerja sekuat tenaga tetapi tidak
terpakai.
219. Heuras genggerong
Cara berbicaranya kasar.
220. Heuras létah
Cara berbicaranya kasar.
221. Heureut pakeun
Melarat.
222. Heurin ku létah
Hendak berbicara, tetapi khawatir
menyinggung perasaan orang lain.
223. Heueuh-heueuh bueuk
Hanya mengiyakan di mulut saja, tetapi tidak
dengan sepenuh hati.
224. Hideung ogé buah manggu matak
tigurawil bajing
Berkulit hitam, tetapi manis dan menarik.
225. Hirup dinuhun paéh dirampés
Hidup menerima seadanya.
226. Hirup ku ibun gedé ku poé
Hidup sengsara, tidak ada yang mengurusi.
227. Hirup ku panyukup gedé ku
paméré
Hidupdari belas kasihan orang lain.
228. Hirup ramijud
Kehidupan yang tidak terarah.
229. Hirup teu neut paéh teu hos
Kondisi orang yang sakit-sakitan, tapi
panjang usia.
230. Huap hiji diduakeun
Berbagi makanan walapun hanya sedikit
karena ada ikatan atau rasa saying
231. Hudang pineuh (tineuh)
Sering bangun dari tidur karena merasakan
penyakit.
232. Hujan cimata
Menangis terus karena mendapat musibah.
233. Hulu peutieun
Badan besar, tetapi kepala kecil.
234. Hurip gusti waras abdi
Pemimpin dan rahayat hidup aman dan
sejahtera.
235. Hurung nangtung siang
leumpang
Orang yang memiliki banyak harta benda.
236. Hutang-hatong
Tidak pernah membayar utang; meremehkan
utang.
237. Hutang salaput hulu
Banyak utangnya.
238. Hutang uyah bayar uyah
Membalas rasa sakit dengan balasan yang
sama.
239. Hutang nyeri bayar nyeri
Membalas rasa sakit dengan balasan yang
sama.
240. Ieu aing
Sombong, merasa paling baik.
241. Igana kawas rambang
Badannya sangat kurus.
242. Ilang-along margahina,
katinggang pangpung diudag maung, rambutna salambar,
getihna satétés, ambekanana sadami,
agamana darigamana, mangga nyanggakeun.
Menyerahkan segala-galanya.
Hilang tak berbekas.
244. Indit sirib
Seluruh anggota keluarga berangkat
bersama-sama.
245. Indung hukum bapa darigama
Aturan agama dan negara.
246. Indung suku gé moal dibéjaan
Sangat rahasia, tidak dapat diberitahukan
kepada siapapun.
247. Indung tunggul rahayu, bapa
tangkal darajat
Keselamatan dunia dan akhirat bergantung
kepada keridlaan orang tua.
248. Inggis ku bisi rémpan ku
sugan
Khawatir kalau ada perkataan atau tindakan
yang salah tanpa disadari.
249. Ipis biwir
Mudah menangis.
250. Ipis wiwirang
Tidak punya malu.
251. Jabung tumalapung, sabda
tumapalang
Turut berbicara dalam satu forum
mudah-mudahan bermanfaat.
252. Jadi cikal bugang
Menjadi anak tertua dalam satu keluarga
karena anak tertuanya meninggal dunia terlebih dahulu.
253. Jadi dogdog pangréwong
Turut berbaur dalam satu kegiatan dengan
harapan dapat bermanfaat.
254. Jadi kulit jadi daging
Menjadi kebiasaan yang sulit
diberhentikan.
255. Jadi sabiwir hiji
Menjadi bahan pembicaraan orang banyak.
256. Jadi sendén kalémékan
Menjadi bahan pembicaraan orang banyak.
257. Jajar pasar
Berparas biasa-biasa saja seperti
kebanyakan orang.
258. Jalma cepet bener
Orang yang benar.
259. Jalma masagi
Orang yang banyak pengalaman atau serba
bisa.
260. Jalma notorogan
Orang yang tidak tahu diri.
261. Jaman bedil sundut
Jaman penjajahan.
262. Jaman cacing dua saduit
Jaman dulu kala.
263. Jaman tai kotok dilebuan
Jaman dulu kala.
264. Jauh ka bedug, anggang ka
dulag
Jauh dari pusat kota.
265. Jauh-jauh panjang gagang
Mendatangi tempat yang jauh untuk
mendapatkan seuatu yang dicari, tetapi tidak berhasil.
266. Jauh tanah ka langit
Dua hal yang sangat berbeda.
267. Jawadah tutung biritna,
sacarana-sacarana
Setiap daerah memiliki kebiasaan
masing-masing.
268. Jelema balung tunggal
Orang yang kuat dan bertenaga besar.
269. Jelema bangkarak
Orang tidak berguna.
270. Jelema pasésaan
Orang yang pernah gila.
271. Jelema sok keuna ku owah
gingsir
Manusia dapat melakukan kesalahan.
272. Jelema teu balég
Orang tidak benar.
273. Jelema teu bérés
Orang tidak benar.
274. Jelema teu eucreug
Orang tidak benar.
275. Jelema kurang saeundan
Orang gila.
276. Jéngkol aya usumna, ekol mah
taya tungtungna.
Jika awalnya berbohong, orang akan terus
berbohong.
277. Jiga tunggul kahuru
Jelek sekali.
278. Jongjon bontos
Giat bekerja.
279. Jual dedet
Menjual dengan paksa.
280. Kabedil langit
Terpesona melihat penampilam orang yang
tidak tampil seperti biasanya.
281. Ka cai diangir mandi, batu
lenjang panuusan.
Sering mandi untuk mempercantik diri.
282. Kacanir bangban
Mendapat malu.
283. Kacekel bagal buntutna
Tertangkap ketika sedang melakukan
kesalahan.
284. Kacekel deleg
Kebenaran yang selalu dipegang teguh.
285. Kaceluk ka awun-awun,
kawentar ka jana pria
Sangat terkenal.
286. Kaduhung tara ti heula
Menyesal itu datang belakangan.
287. Kagok asor
Terlanjur malu karena kalah bicara atau
kalah pandai.
288. Kagok asong
Karena sudah terlanjur berbuat, terpaksa
diteruskan meskipun tidak perlu atau tidak disukai.
289. Kagok borontok, kapalang
belang
Terlanjur berbuat kesalahan
290. Kahieuman bangkong
Banyak harta titipan orang lain.
291. Kahirupan jelema sok aya
pasang surudna
Kehidupan orang itu ada pasang surutnya.
292. Kajejek ku hakan
Hasil bekerja habis digunakan untuk makan.
293. Kakeueum ku cai togé
Suami takut istri.
294. Kakeureut ku sieup, katindih
ku kari-kari
Tertuduh karena berada di tempat kejadian.
295. Kalah ka éngkég
Banyak omong, pekerjaan tidak
selesai-selesai.
296. Kalapa bijil ti cungap
Rahasia keluar dari diri sendiri.
297. Kaliung kasiput
Hidup di lingkungan orang kaya.
298. Kandel kulit beungeut
Tidak punya rasa malu.
299. Kapiheulaan ngaluluh taneuh
Bangun kesiangan.
300. Kapipit galih, kadudut kalbu
Terpentang api asmara atau kasmaran.
301. Kapiring leutik
Mendapat malu.
302. Karo-karo gélo
Sama-sama gilanya, melayani orang yang
tidak baik.
303. Kasép ngalénggéréng konéng
Ganteng sekali.
304. Kasuhun kalingga murda
Sangat berterima kasih.
305. Katempuhan buntut maung
Harus menanggung akibat dari perbuatan
orang lain
306. Katindih ku kari-kari
Menjadi tersangka karena ada di tempat
kejadian atau barang bukti ada padanya.
307. Katerka ku kira-kira
Dituduh melalukan kesalahan tanpa bukti.
308. Katuliskeun jurig.
Pada awalnya mengatakan sesuatu dengan
bergurau, tetapi pada akhirnya menjadi kenyataan.
309. Katurug katutuh
Mendapat musibah terus-menerus.
310. Kawas aeud
Perilakunya tidak baik.
311. Kawas anu teu dibedong
Selalu ingin mengambil padahal bukan
miliknya.
312. Kawas aul
Senang meludah.
313. Kawas awi sumaér di pasir
Bisa menyesuaikan diri.
314. Kawas bayah kuda
Warnanya sudah sangat pudar karena luntur.
315. Kawas beubeulahan térong
Dua orang yang berwajah sama.
316. Kawas beusi atah beuleum
Marah sekali.
317. Kawas birit sééng
Memiliki warna kulit yang hitam legam.
318. Kawas bodor réog
Orang yang perilakunya menggelikan
(humoris).
319. Kawas bueuk beunang mabuk
Diam tertunduk tidak dapat berkata-kata
karena merasa malu telah melakukan kesalahan.
320. Kawas bujur aseupan
Tidak bisa duduk dengan diam atau tenang.
321. Kawas carangka runtah
Segala jenis makanan disantapnya.
322. Kawas careuh bulan
Mukanya memakai bedak yang tebal.
323. Kawas ciduh jeung ruhak
(reuhak)
Dua orang yang berperilaku sama buruknya.
324. Kawas cucurut kaibun
Kedinginan dan rambutnya kelimis karena
kehujanan
325. Kawas dodol bulukan
Berparas hitam, memakai bedak tebal
sekali.
326. Kawas dongéng si Boséték
Cerita yang kurang bermanfaat.
327. Kawas durukan huut
Disangka aman, padahal sewaktu-waktu dapat
membahayakan.
328. Kawas gaang katincak
Sedang gaduh, tiba-tiba sepi.
329. Kawas gateuw
Tidak bisa bepergian karena berpenyakitan
atau sudah lanjut usia.
330. Kawas hayam lamba
Jagoan yang sudah berusia tua.
331. Kawas hayam panyambungan
Kebingungan karena berada di tempat yang
asing.
332. Kawas heulang pateuh jangjang
Tidak berdaya karena kehilangan kekuatan
atau orang yang diandalkan.
333. Kawas hileud peuteuy
Orang yang suka membuat keributan/onar.
334. Kawas himi-himi
Selalu bersatu, tidak pernah berpisah.
335. Kawas jogjog mondok
Riuh dan gaduh.
336. Kawas ka budak rodék hulu
Menghina seperti kepada anak kecil.
337. Kawas kacang ninggang kajang
Berbicara cepat dan tiada henti-hentinya.
338. Kawas kapuk kaibun(an)
Seperti orang pingsan, kehilangan tenaga.
339. Kawas kedok bakal
Parasnya jelek sekali.
340. Kawas kedok rautaneun
Parasnya jelek sekali.
341. Kawas langit jeung bumi
Sangat jauh berbeda.
342. Kawas leungeun nu palid
Tangannya selalu meraba-raba, tidak bisa
diam.
343. Kawas mata peda
Mencari barang tidak kelihatan, padahal
ada di tempat terbuka.
344. Kawas maung meunang
Bibir wanita yang merah sekali karena
dipoles lipstik atau habis makan sirih.
345. Kawas nu dipupul bayu
Tidak berdaya karena kurang tenaga.
346. Kawas nu kékéd
Kikir atau pelit sekali.
347. Kawas nu meunang lotré
Meluapkan kegembiraan yang berlebihan.
348. Kawas panyeupahan lalay
Pakaian yang kotor dan jelek.
349. Kawas Rama jeung Sinta
Pasangan yang serasi antara orang yang
ganteng dan yang cantik.
350. Kawas siraru jadi
Banyak orang berkeliaran.
351. Kawas tatah
Harus selalu disuruh, tidak ada kemaunan
sendiri.
352. Kawas tikukur (Nikukur)
Menyebut nama sendiri kepada yang baru
kenal.
Selalu menyebut nama ketika
bercakap-cakap.
353. Kawas toed
Banyak bicara.
354. Kawas tunggul kahuru
Wajah yang jelek dan hitam.
355. Kawas ucing jeung anjing
Tidak pernah akur.
356. Kawas ucing kumareumbi
Anak kecil yang sedang belajar
ketangkasan, segala sesuatu dibuat permainan.
357. Kembang buruan
Balita yang sedang lucu-lucunya dan senang
bermain di halaman rumah.
358. Kembang carita
Kebaikan seseorang menjadi pembicaraan
banyak orang.
359. Keuna ku aén
Mendapat cobaan karena tidakpernah
bersyukur.
360. Keuna ku lara teu keuna ku
pati
Hidup sengsara, sakit-sakitan, tetapi
panjang umur.
361. Keur béntang surem
Sedang sial.
362. Keur meujeuhna bilatung
dulang
Anak kecil yang memerlukan banyak makanan.
363. Keuyeup apu
Orang yang tidak bertenaga.
364. Kokod monongeun
Buah-buahan yang tidak dapat matang karena
sering dipegang.
365. Kokolot begog
Berbicara tidak sesuai usianya seperti
orang tua.
366. Kokoro manggih mulud, puasa
manggih lebaran
Aji mungpung karena banyak makanan.
367. Kokoro nyenang
Orang kaya baru yang berpakaian tidak pada
tempatnya.
368. Kokoro nyoso, malarat rosa,
lebaran teu meuncit hayam
Sangat miskin.
369. Kolot dapuran
Dituakan sesuai dengan hubungan
kekerabatan, meskipun usianya lebih muda.
370. Kolot dina beuheung munding
Berusia tua, tetapi kurang pengalaman.
371. Kolot kolotok
Berusia tua, tetapi kurang pengalaman.
372. Kolot pawongan
Usianya masih muda tetapi kelihatannya
sudah tua.
373. Kolot sapeuting
Usianya sudah tua, tetapi kurang
pengalaman/ pengetahuan.
374. Koréh-koréh cok
Usaha serabutan.
375. Kudu bisa ngeureut neundeun
Harus hemat
376. Kudu bisa ngeureut pakeun
harus hemat
377. Kudu boga pikir kadua leutik
Harus memiliki rasa curiga
378. Kujang dua pangadékna
Perkataan seseorang yang mempunyai maksud
ganda
379. Kukuh Ciburuy
Orang yang memegang teguh adat-istiadat.
380. Kumaha bulé hideungna
Bagaimana hasilnya nanti
381. Kumaha ceuk nu dibendo
Menuruti apa yang dikatakan pimpinan
382. Kumaha geletuk batuna,
kecebur caina
Melakukan pekerjaan tanpa memikirkan
risikonya.
383. Kumaha raména pasar
Ikut-ikutan; bagaimana kesepakatan bersama
384. Kuméok méméh dipacok
Menyatakan tidak sanggup sebelum mencoba
melakukan suatu pekerjaan; menyerah sebelum bertempur.
385. Kumis bangbara ngaliang
Ingin terlihat gagah tapi merasa tersiksa
oleh pakaian dan asesoris yang dikenakannya
386. Kurang jeujeuhan
Tidak berhati-hati; kurang perhitungan
387. Kurang saeundan
Orang yang kurang waras; terganggu
pikirannya
388. Kur’an butut
Bangga dengan status sebagai turunan kaum
bangsawan meskipun hidup dalam kesulitan
389. Kuru aking ngajangjawing
Menderita berkepanjangan
390. Kuru cileuh kentél peujit
Mengurangi tidur dan makan atau hidup
prihatin karena ingin menggapai yang dicita-citakan.
391. Kurung batok
Tidak memiliki pengalaman karena tidak
pernah bepergian
392. Labuh jangkar
Menurunkan jangkar atau berlabuh.
393. Laér gado
Selalu menginginkan makanan milik orang
lain; selalu ingin bicara, segala sesuatu jadi bahan pembicaraan.
394. Lain lantung tambuh laku,
lain lentang tanpa béja (seja)
Pergi karena ada maksud dan tujuan yang
pasti
395. Lain palid ku cikiih
Datang karena memiliki maksud dan tujuan
396. Lalaki kembang kamangi
Lelaki yang tidak bisa mencukupi kebutuhan
rumah tangganya
397. Lalaki langit lalanang jagat
Lelaki tampan dan gagah perkasa
398. Lali rabi tégang pati
Berani berkorban meskipun harus
meninggalkan keluarga dan menyerahkan jiwa raga
399. Lali ka purwadaksi
Orang yang melupakan asal-usul, karena
kepangkatan dan kekayaannya yang tidak wajar
400. Lantip budi
Cepat memahami terhadap maksud orang lain
walaupun tidak diucapkan.
401. Légég lebé budi santri,
ari lampah euwah-euwah
Orang jahat yang pandai menipu dengan cara
berperilaku seperti orang baik
402. Léléngkah halu
Anak kecil yang baru belajar berjalan
403. Lembur singkur mandala
singkah
Tempat yang tersembunyi dan sangat
terpencil
404. Léngkah kapiceun
Bepergian dengan membawa maksud, namun
tidak berhasil
405. Lengkéh légé
Orang tidak nampak pinggangnya karena
sangat gemuk
406. Lepas batan kuda lumpat,
tarik batan mimis
Larinya kencang sekali
407. Lésang kuras
Uangnya selalu habis, tidak bisa
menyisihkan untuk simpanan
408. Léntah darat
Orang yang meminjamkan uang dengan bunga
berlipat (rentenir)
409. Létah leuwih seukeut manan
pedang
Luka hati karena ucapan lebih pedih
daripada luka biasa
410. Leuleus awak
Orang yang senang bekerja atau mudah untuk
disuruh
411. Leumpang nuturkeun indung
suku
Berjalan (pergi) tidak memiliki maksud
tujuan
412. Leumpeuh yuni
Mudah terpengaruh, tidak kuat menahan
godaan atau kesusahan.
413. Leungit tanpa lebih,
ilang tanpa karana
Hilang tak berbekas tanpa diketahui
penyebabnya.
414. Leutik burih
Penakut
415. Leutik pucus
Penakut
416. Leutik-leutik cabé rawit
Walau badannya kecil tetapi pemberani dan
pandai
417. Leutik-leutik ngagalatik
Walau badannya kecil tetapi pemberani dan
pandai
418. Leutik ringkang gedé bugang
Sifat manusia setelah kematiannya
meninggalkan banyak urusan bagi yang ditinggalkannya
419. Leuweung ganggong sima
gonggong
Tempat (hutan) yang suasananya sangat
menakutkan
420. Lieuk euweuh ragap taya
Sangat miskin, tidak memiliki apapun.
421. Lindeuk japati
Wanita seperti mudah didekati, tetapi
nyatanya sulit
422. Lindeuk piteuk
Wanita seperti mudah didekati, tapi
nyatanya sulit
423. Lir cai jeung minyak
Tidak bisa bersatu
424. Loba jaksa
Terlalu banyak orang yang memberikan
pertimbangan atau nasihat.
425. Lolondokan
Bisa menyesuaikan diri dengan keadaan
setempat atau keinginan jaman
426. Luhur kokopan
Sombong, merasa paling tinggi derajatnya
427. Luhur pamakanan
Sombong, merasa paling tinggi derajatnya
428. Luhur tutupan
Sombong, merasa paling tinggi derajatnya
429. Luncat mulang
Ucapanya tidak bisa dipercaya; melanggar
perjanjian.
430. Lungguh tutut bodo kéong,
sawah sakotak kaider kabéh
Tampaknya pendiam seperti orang alim,
tetapi kelakuannya bertolakbelakang.
431. Mabok pangkat
Selalu ingin dihormati orang lain.
432. Macan biungan
Orang yang tidak akur dengan teman
sekampungnya
433. Maén sabun
1) menyuap;
2) berdamai dengan lawan agar dapat
memenangkan permainan
434. Malapah gedang
Menyatakan maksud yang sebenarnya dengan
cara berdiplomasi; menyampaikan masalah dengan cara tidak langsung.
435. Maliding sanak
Pilih kasih
436. Malik mépéh
Orang yang sakit parah merasa gelisah
dengan membolak-balikkan badan seperti sedang sekarat.
437. Malih rabi, pindah ngawula
Berganti pasangan atau berganti majikan.
438. Malik tambang
Mau mencelakakan orang lain, berbalik
kepada diri sendiri.
439. Malikkeun pakarang
Melawan majikan dengan senjata
pemberiannya
440. Malikkeun pangali
Menyerahkan (membebani) pekerjaan kepada
orang yang memberi pekerjaan
441. Manan léwéh, mending waléh
Daripada memikul kesulitan sendiri lebih
baik berbicara terus terang
442. Manasina sambel jahé, top
téwéwét
Harus sabar menunggu karena setiap usaha
hasilnya tidak akan datang seketika
443. Mandi oray
Mandi tidak memakai sabun asal membasahi
badan
444. Mani hayang utah iga
Merasa sangat benci
445. Matih tuman batan tumbal
Karena sudah menjadi kebiasaan sejak lama,
sehingga sulit menerima aturan baru.
446. Mata dijual ka peda
Orang yang lengah, tidak mengetahui apa
yang ada di hadapannya
447. Mata duiteun
Segala sesuatu (perkara) diukur dengan
uang
448. Mata karanjang
Selalu suka bila melihat perempuan cantik
449. Matak andel-andelan
Mengurangi kepercayaan sehingga orang yang
mempercayainya sangat menyesal.
450. Matak ibur salelembur, éar
sajajagat.
Kelakuan yang buruk menjadi bahan
pembicaraan
orang di mana-mana
451. Matak muringkak bulu punduk
Sangat menakutkan
452. Matak pabalik létah
Meminta kembali sesuatu yang telah diberikan
453. Matak pajauh huma
Sulit untuk saling berkunjung, saling
menyayangi
454. Maung malang
Sekeluarga melaksanakan (membangun)
pekerjaan di suatu tempat, tetapi saling berselisih seperti bukan dengan
saudara saja.
455. Maung ompong, bedil kosong,
karéta kosong
Meskipun tidak memiliki kekuasaan, tetapi
dihormati karena memiliki kewibawaan
456. Maung sarungkun
Meskipun bersaudara, tetapi selalu
bertengkar seperti bukan bersaudara.
457. Melengkung umbul-umbulna,
ngerab-ngerab bandérana
Menggambarkan kemeriahan di tempat pesta /
perayaan.
458. Mending pait ti heula batan
pait tungtungna
Dalam urusan jual beli atau usaha bersama
lebih baik mengadakan perjanjian atau kesepakatan sejak awal, agar tidak
terjadi perselisihan.
459. Ménta buntut
Meminta lagi barang/makanan yang telah
diberikan.
460. Meubeut meulit
Marah kepada seseorang sambil menyebut
nama orang lain yang tidak ada hubungannya.
461. Meunang kopi pait
Dimarahi atasan; diperlakukan tidak baik.
462. Meungpeun carang
Pura-pura tidak mengetahui
463. Meupeus keuyang
Melampiaskan kekesalan kepada seseorang
dengan memarahi orang lain yang tidak bersalah.
464. Midua haté
Tidak setia.
465. Midua pikir
Tidak setia.
466. Mihapékeun manéh
Dapat menyesuaikan diri di tempat
perantauan.
467. Milégég lebé
Berperilaku baik agar dipercaya orang.
468. Milih-milih rabi,
mindah-mindah rasa
Mengganti (mencari) pasangan hidup, siapa
tahu mendapatkan yang sesuai dengan perasaan (hati nurani).
469. Milik teu pahili-hili, bagja
teu pala-ala.
Rejeki setiap orang sudah ditentukan oleh
Tuhan.
470. Minda rupa
Berubah wujud.
471. Mindingan beungeut ku saweuy
Merahasiahkan suatu perkara yang telah
diketahui umum
472. Mipit teu amit, ngala teu
ménta
Petuah, bila mengambil barang orang lain
harus seizin pemiliknya.
473. Misah badan misah nyawa
Setiap orang tidak sama segala sesuatunya,
baik secara lahir maupun batin
474. Miyuni hayam kabiri
Penakut
475. Miyuni hui kamayung
Pemarah
476. Miyuni hurang, tai ka
hulu-hulu
Bodoh sekali
477. Miyuni kembang
Perilaku atau penampilannya menyenangkan.
478. Miyuni kohkol
Selalu bernasib buruk
479. Miyuni tai
Perilaku atau penampilannya tidak
menyenangkan.
480. Miyuni umang
Malas bekerja hingga tidak memiliki rumah
sendiri.
481. Moal jauh laukna
Tidak akan sulit mendapatkan
keuntungan/pengganti.
482. Moal ditarajéan
Tidak takut, berani menghadapinya
483. Moal linyok moal bohong
Tidak akan berbohong.
484. Moal néangan jurig teu
kadeuleu
Tidak akan menyalahkan (menuduh) orang
lain karena sudah diketahui pelakunya
485. Moal ngejat satunjang béas
Tidak akan gentar selangkahpun
486. Modal dengkul
Berusaha tidak bermodalkan uang tapi
kemauan
487. Mabok ku ajian
Belajar ilmu tidak kesampaian, akhirnya
seperti orng gila.
488. Mandeg mayong
Ragu-ragu
489. Mangduakeun
Selingkuh
490. Mucuk eurih
Jemari wanita yang bentuknya runcing
menyerupai pucuk ilalang
491. Mulangkeun panyiraman
Biasanya ditujukan kepada orang telah
mendekati ajalnya, suka banyak permintaan, kadang-kadang minta yang aneh-aneh.
492. Mupugkeun tai kanjut
Pesta (perkawinan/khitanan) besar-besaran
karena anak tunggal atau bungsu
493. Murag bulu bitis
Selalu bepergian, tidak kerasan diam di
rumah
494. Murah sandang murah pangan
Negara makmur, tidak kekurangan, segala
kebutuhan hidup rakyat terpenuhi
495. Muriang teu kawayaan
Sakit karena tergila-gila oleh seseorang
496. Musuh kabuyutan
Musuh dari zaman dahulu atau musuh yang
turun-temurun.
497. Najan dibawa kana liang
cocopét,
moal burung nuturkeun
Selalu setia meskipun dibawa ke mana pun
(istri oleh suaminya)
498. Naheun bubu pahareup-hareup
Saling meminjamkan uang karena sama-sama
malu untuk menagih utang sebelumnya.
499. Nanggung bugang
Ditinggal mati oleh kedua saudara (adik
dan kakak)
500. Nénéh bonténg
memanjakan anak, tetapi ketika marah mudah
memukulinya
501. Nepi ka
pakotrék iteuk
Sampai tua
renta
502. Nepung-nepung(keun)
bangkelung
Mempererat
persaudaraan dengan cara berbesanan
503. Nété akar,
ngeumbing jangkar
Melalui jalan
yang sulit dilalui
504. Nété porot,
ngeumbing lésot
Semua usaha
yang dilakukan mengalami kegagalan
505. Neukteuk
leukeur, meulah jantung,
geus lain-lainna deui
Tidak ingin
kembali mengulangi lagi (seorang wanita tidak mau kembali lagi kepada mantan
suaminya)
506. Ngabéjaan
bulu tuur
Memberitahu
seseorang tentang perkara yang telah diketahuinya
507. Ngabudi
ucing
Pura-pura
tidak menginginkan, padahal ketika orang lengah cepat-cepat mengambilnya.
508. Ngabuntut
bangkong
Tidak memberi
keterangan yang jelas; tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan
509. Ngaburuy
Hanya disuguhi
minum air saja.
510. Ngacak
ngebur
Aji mumpung
511. Ngadaun
ngora
Keadaannya
memperlihatkan kemajuan setelah menderita kerugian
512. Ngadaweung
ngabangbang areuy
Duduk sambil
menerawang seperti orang sedang melamun
513. Ngadeupaan
lincar
Mondar-mandir
di dekat rumah orang yang kenduri karena ingin diundang; mendekati seseorang
karena ada yang diinginkan.
514. Ngadu
angklung
Berdebat untuk
sesuatu yang tidak berguna.
515. Ngajerit
maratan langit, ngocéak maratan méga
Berteriak atau
menjerit sangat kencang untuk menghilangkan gundah gulana.
516. Ngajeroan
tapak
Menambah besar
kesalahan yang diperbuat
517. Nganti-nganti
dawuh
Menunggu
perintah; menunggu kematian
518. Ngalap haté
Menyenangkan
hati orang lain agar menyayangi kita
519. Ngalebur
tapak
Memperbaiki
perilaku buruk menjadi baik
520. Ngalegokan
tapak (dosa)
Menghilangkan
prilaku jelek agar berbuat kebaikan
521. Ngalénghoy
lir macan teu nangan
Seseorang yang
berjalan lesu karena kecapaian;
Wanita yang berjalan
lemah gemulai.
522. Ngalétak
ciduh
Mencabut
kembali perkataan yang telah diucapkan.
523. Ngaleut
ngeungkeuy ngabandaleut,
ngembat-ngembat
nyatang pinang
Datang ke
suatu tempat secara berduyun-duyun atau beriringan.
524. Ngalintuhan
maung kuru
Menantang
bahaya
525. Ngan ukur
saoléseun
Mencari
seorang wanita hanya untuk sementara (permainan) tidak untuk dijadikan istri
526. Ngandung
haté
Berniat
membalaskan sakit hati
527. Nganjuk kudu
naur,
ngahutang kudu mayar
Kalau
berhutang harus membayar.
528. Ngarah
ngarinah
Merugikan
orang lain dengan cara menipu.
529. Ngaraja
déwék
Memerintah
negara atas kehendak sendiri
530. Ngarah
sahuap sakopeun
Menjalankan
usaha kecil-kecilan, untuk memenuhi kebutuhan pokok.
531. Ngarangkaskeun
dungus
Berpacaran
dengan seseorang semasa muda, tetapi baru menikah setelah usia tua.
532. Ngarangkay
koja
Berubah adat
dari yang asalnya baik lama- lama jadi jelek.
533. Ngarawu ku
siku
Melakukan
berbagai pekerjaan agar mendapatkan imbalan banyak, tetapi malah tidak selesai.
534. Ngarujak
sentul
Percakapan dua
orang yang tidak nyambung
535. Ngégél curuk
Tidak
berhasil, mengalami kegagalan
536. Ngélék
ngégél
Membawa banyak
barang tanpa dibantu orang lain
537. Ngembang awi
Barang
dagangannya tidak laku terjual
538. Ngembang
bolang
Pohon yang
belum lebat berbuah, masih jarang.
539. Ngembang
boléd
Sangat jelas
540. Ngembang cau
Diam tertegun
karena terkejut seperti kena serangan jantung.
541. Ngembang
céngék
Kecantikan
wanita yang nampak berbeda dengan yang lain karena memiliki kelebihan
542. Ngembang
génjér
Sikap wanita
yang membuat hati pria tertarik
543. Ngembang
jaat
Seseorang yang
tangkas dan gesit
544. Ngembang
jambé
Terbayang-bayang
545. Ngembang
jambu
Hati yang
selalu tersentak saat teringat kekasih
546. Ngembang
kaso
Ceriwis, suka
mempermainkan orang lain, jahil.
547. Ngembang
kadu
Terbengong-bengong;
termangu-mangu.
548. Ngembang
laja
Bermuka masam
549. Ngembang
paré
Tidak bisa
berdiam diri karena bingung.
550. Ngembang
tiwu
Berjalan
dengan tidak menengok ke sana ke mari
551. Ngembang
waluh
Berbicara
cepat dan ribut tiada hentinya; selalu bertanya apabila tidak mengetahui
sesuatu hal.
552. Ngembang
wéra
Bermuka merah
karena marah
553. Ngéplék
jawér, ngandar jangjang,
kuméok éléh ku bikang
Suami takut
istri
554. Ngepung méja
Duduk
mengelilingi meja makan untuk bersantap
555. Ngeunah éhé,
teu ngeunah éon
Mau enak
sendiri, tidak peduli dengan orang lain.
556. Ngeunah
angen, ngeunah angeun
Senang hati
dan enak makan; senang lahir batin.
557. Ngeunah
nyandang, ngeunah nyanding
Hidup senang
karena memiliki cukup sandang dan pangan serta istri yang cantik dan setia.
558. Ngijing
sila, béngkok sembah
Tidak setia
pada atasan
559. Nginjeum
sirit ka nu kawin
Meminjam
barang yang sedang dipakai (sangat dibutuhkan) pemiliknya.
560. Ngodok liang
buntu
Meskipun sudah
lelah berusaha, namun tidak berhasil karena ada yang menghalangi.
561. Ngojayan
hate jelema
Mendalami isi
hati atau jalan pikiran seseorang
562. Ngomong
sabedug sakali
pendiam, baru berbicara
bila ditanya
563. Ngotok ngowo
Tidak senang
bergaul, mengurung diri di rumah
564. Ngulit
bawang
Cepat marah
tapi tidak masuk hati
565. Ngusap birit
bari indit
Meninggalkan
tempat pertemuan tanpa pamit
566. Ninggalkeun
hayam dudutaneun
Meninggalkan
pekerjaan yang belum selesai
567. Nini-nini
dikeningan,
éwé randa dihiasan
Menghias
barang atau rumah yang telah rusak atau hampir roboh
568. Nini-nini
leungit sapeuting,
tai maung huisan
Dituduh karena
ada sangkut pautnya dengan orang yang memiliki perkara. Menjadi tersangka.
569. Nista, maja,
utama
Sekali
dikerjakan masih ada kekurangan, dua kali dikerjakan cukup baik, tiga kali
dikerjakan sangat sempurna
570. Nongtot jodo
Setiap kali
dilamar selalu batal menikah
571. Noong ka
kolong
Berkecil hati
dan berpikiran sempit
572. Numbuk di
sué
Sedang atau
selalu tidak beruntung.
573. Nunggul
pinang
Hidup
sendirii, tidak memiliki sanak saudara
574. Nungtut bari
ngeusi
Mencari ilmu
atau rezeki walau sedikit tetapi selalu ada hasilnya
575. Nurub cupu
Serasi,
seimbang (pasangan antara pemuda yang tampan dengan gadis cantik)
576. Nyaah dulang
Sayang kepada
anak dengan memenuhi segala keperluannya, tidak memperhatikan pendidikannnya.
577. Nya di
hurang nya di keuyeup
Baik priyayi
maupun rakyat jelata, sama-sama mempunyai perasaan malu/sakit hati
578. Nya ngagogog
nya mantog
Dia yang
menulis surat untuk seseorang, dia sendiri yang mengantarkannya
579. Nyaho
lautanana
Tahu akan
kesukaan dan ketidaksukaan seseorang
580. Nyekel sabuk
milang tatu
Perang tanding
581. Nyeri
beuheung sosonggéteun
Menanti
kedatangan seseorang yang tidak kunjung tiba sehingga menjadi kesal.
582. Nyiar batuk
pibaraheun
Mendekati
bahaya, mencari-cari masalah atau bahan sengketa
583. Nyiar untung
ladang énténg
Mencari keuntungan
dengan tidak bekerja keras.
584. Nyieun
catur, taya bukur
Mengarang-ngarang
cerita yang tidak tentu ke mana arah tujuannya
585. Nyieun
piandel
Berbicara
bohong supaya dipercaya orang
586. Nyieun poé
panungtunan.
Memutuskan
tali silaturahmi.
587. Nyiruan teu
resep nyeuseup nu pait-pait
Pada umumnya
orang tidak suka berkawan atau bersahabat dengan orang miskin
588. Nyolok mata
buncelik
Berbicara
tidak baik atau melakukan sesuatu hal yang tidak senonoh di hadapan orang yang
diceritakannya atau di hadapan orang banyak.
589. Nyolong badé
Orang yang
kelihatannya baik, padahal berhati busuk; tidak dapat diduga.
590. Nyoo gado
Mempermainkan
orang yang seharusnya dihormati
591. Ombak
banyuan
Rambut yang
ikal bergelombang
592. Pabeurat-beurat
beusi
Sama-sama
baiknya
593. Paciwit-ciwit
lutung
Menanggung
kesalahan bersama-sama; saling melempar kesalahan; saling menolong.
594. Pada
ngambeuan
Dihormati
banyak orang.
595. Pada rubak
sisi samping
saling
memaklumi sesama orang
596. Padu teu
buruk digantung
Suatu masalah
tidak akan terselesaikan hanya karena tertunda
597. Paéh pikir
Kehabisan akal
598. Paéh poso
Kerja keras
599. Pagedé-gedé
urat renggé
Saling
berteriak ketika sedang bertengkar
600. Pageuh
kancing loba anjing
Bersikap
hati-hati dalam segala hal
601. Pait daging
pahang tulang
Sehat
wal’afiat, jarang terkena penyakit
602. Pait paria
Pahit sekali
603. Pakait pikir
Berjanji untuk saling
mengasihi
604. Pakokolot
supa
Usianya tidak
jauh berbeda.
605. Panas
leungeun
Kalau bercocok
tanam tidak pernah tumbuh.
606. Pangeprak
reumis
Orang yang
sering disuruh-suruh (pembantu)
607. Pangérétan
Pura-pura
mencitai seseorang, padahal hanya menginginkan kekayaannya saja.
608. Panjang
léngkah
Jauh
perantauan; nasihat kepada lelaki agar berani mengarungi kehidupan.
609. Panjang
leungeun
Suka mencuri
610. Panonna
kandar ka sisi
Perempuan yang
senang melirik laki-laki tampan.
611. Papadon los
ka kolong
Perjanjian
yang sudah disepakati, tetapi diingkari.
612. Papais-pais
paray
Penuh
berjejal-jejal
613. Pariuk
manggih kekeb
Pasangan yang
serasi antara pria dan wanita sama-sama buruk rupa.
614. Pareumeun
obor
Tidak
mengetahui tali persaudaraan (famili), kerana tidak ada yang memberitahukannya.
615. Pasini
jangji pasang subaya
Mengadakan
perjanjian
616. Pasrah arit
Berserah diri,
tetapi tidak dengan hati yang ikhlas
617. Patpat
gulipat
Berprilaku
licik dan tidak jujur
618. Patukang
tonggong
Berbeda
pendapat atau pandangan.
619. Pepegatan
Bercerai.
620. Perlu
kasambut sunat kalampah
Melakukan dua
pekerjaan dalam waktu yang bersamaan.
621. Peujit
koréseun
Kalau
pagi-pagi harus selalu makan sebab kalau tidak akan sakit (maag); cepat lapar
622. Peureum
kadeuleu, beunta karasa
Terbayang-bayang
terus siang atau pun malam
623. Pilih kasih
Tidak adil
624. Pindah cai
pindah tampian
Menyesuaikan
diri dengan adat atau kebiasaan yang berlaku di tempat yang baru.
625. Pindah
pileumpangan
Berubah sifat,
semula rendah hati, menjadi gila hormat
626. Pinter
kabalinger
Pandai tapi
mudah ditipu orang; membuat peraturan yang tidak benar, akhirnya mencelakai
dirinya.
627. Pinter kodék
Licik, sering
meminta tapi tidak mau memberi
628. Pinter
aling-aling bodo
Orang pandai
berbuat seperti orang bodoh
629. Piruruhan
dikatengah-imahkeun
Seseorang yang
tadinya hina dan miskin menjadi kaya atau mulia, lalu berubah adat dan banyak
tingkah
630. Poék
mongkléng buta radin
Gelap gulita
631. Poho ka
purwadaksina
Berubah adat
menjadi sombong setelah berhasil mendapat jabatan atau kekayaan.
632. Pokrol bambu
pengacara yang
tidak mempunyai keahlian di bidang hukum, hanya berpengalaman saja
633. Pondok catur
panjang maksud
Penjelasannya
singkat, tetapi maksudnya jelas, padat dan berisi
634. Pondok
heureut
Kurang akal,
tidak mau berfikir yang susah-susah
635. Pondok jodo
panjang baraya
Tali
persadudaran tidak terputus, tetap terjaga, meskipun terjadi perceraian antara
sepasang suami istri.
636. Pondok
léngkah
Tidak pernah
bepergian ke tempat yang jauh, hanya di daerah itu-itu saja; Diibartkan kepada
wanita yang diangap kemampuan/pengetahuannya lebih rendah daripada laki-laki.
637. Pondok
nyogok panjang nyugak
Perkataannya
kasar atau sering menyakitkan hati
638. Potol téko
Bangkrut
639. Pucuk awian
Tidak punya
pendirian atau menunjukkan orang yang sering ingkar janji
640. Pundung éon
Pura-pura
sedih supaya orang lain mengasihaninya
641. Pupujieun
Ingin selalu
mendapat pujian.
642. Pupungkureun
Bagian atau
halaman belakang keraton/pedaleman.
643. Pupunjung
pupuja
Sering
mendatangi tempat-tempat keramat.
644. Puraga tamba
kadenda
Mengerjakan
sesuatu asal-asalan saja
645. Pur manuk
Memperkejakan
seseorang hanya memberi upah tanpa memberi makan.
646. Raga papisah
jeung nyawa
Meninggal
647. Raweuy
beuweungeun, rambay alaeun
Subur makmur,
banyak makanan
648. Ranggaék
méméh tandukan
Banyak
keinginan tetapi tidak memiliki kemampuan ; berperilaku seperti orang kaya.
649. Raris anjing
Perempuan yang
disenangi banyak laki-laki, tetapi tidak ada seorang pun yang mau mengawininya
650. Réa jungjang
karawatna, Réa rambat kamaléna
Banyak
sangkut-pautnya dengan berbagai perkara
651. Rejeki
kasésér ku hakan
Rejekinya
habis hanya dipakai untuk makan.
652. Rék
dibeureum rék di hideung
Pasrah saja
walau diperlakukan bagaimana pun juga
653. Rék dijieun
jimat parépéh
Perempuan yang
sangat dicintai oleh laki-laki, dan setelah dinikahi diperlakukan sebaik
mungkin.
654. Rempug
jukung
Bergotong
royong, saling tolong menolong dan kasih mengasihi
655. Reuneuh
munding
Wanita yang
hamilannya lebih dari sembilan bulan
656. Rokrok-pondokeun,
getas harupateun
Mudah
menyalahkan orang lain.
657. Rubuh-rubuh
gedang
Anak-anak yang
melakukan pekerjaan atau perkara hanya meniru-niru saja dan tidak tahu
peraturannya
658. Rusuh luput
Melakukan
pekerjaan dengan cepat tetapi hasilnya tidak memuaskan
659. Saampar
samak
Lahan (tanah,
sawah, kebun) yang berdekatan, tidak terhalang apa pun, dan keadaannya hampir
sama
660. Sabanda
saboga (sariksa)
Sama-sama
memiliki dan merawat suatu benda.
661. Sabelas dua
belas
Sama saja,
tidak ada bedanya
662. Sabulang
béntor
Berbicara
tidak karuan karena merasa terdesak oleh lawan bicara.
663. Sabuni-buni
nu ngising
Tingkah laku
buruk walaupun disembunyikan akhirnya ketahuan juga
664. Sabunina gé
tarasi
Tingkah laku
buruk walaupun disembunyikan akhirnya ketahuan juga
665. Sacangreud
pageuh, sagolék pangkék.
Segala
omongannya atau janjinya selalu ditepati
666. Saciduh
metu, saucap nyata
Sakti
mandraguna, setiap perkataannya tidak pernah meleset.
667. Saeutik
mahi, loba nyésa
Bisa mengatur rejeki
668. Sakecap
kadua gobang
Mudah marah,
jika marah selalu dengan kekerasan.
669. Sakedét
nétra
Hanya dalam
waktu sekejap.
670. Sakésér daun
Mudah lapar.
671. Sakolong
langit
Seluruh isi
alam dunia.
672. Sakuru-kuruna
lembu,
saregéng-regéngna banténg.
Semiskin-miskinnya
bekas orang kaya.
673. Salah kaprah
Tidak sesuai
dengan seharusnya.
674. Salieuk béh
Kaya sekali
675. Salisung
garduh
Sekongkol
676. Saluhur-luhurna
punduk moal ngaliwatan hulu
Seorang murid
meskipun pintar sekali, tidak akan mengalahkan gurunya
677. Samagaha
haté
Bingung, tidak
tahu apa yang harus dilakukan.
678. Samagaha
pikir
Bingung, tidak
tahu apa yang harus dilakukan
679. Sanajan nepi
ka bisa ngukir langit
Sepandai-pandainya
manusia, tidak ada yang sempurna
680. Sapanyeupahan
Dalam waktu
yang tidak terlalu lama.
681. Sapapait
samamanis, sabagja sacilaka
Hidup selalu
bersama-sama baik dalam suka maupun duka (seia sekata)
682. Sapu nyéré
pegat simpay
Bercerai berai
683. Sarebuk
samérang nyamu
Jumlah barang
bawaan calon pengantin lelaki yang sedikit sekali.
684. Sareundeuk
saigel, sabobot sapihanéan,
Sabata sarimbagan
Seia sekata
dalam suka dan duka
685. Sari gunung
Kalau dari
jauh kelihatannya cantik
686. Satalén tilu
baru
Sama, tidak
ada bedanya
687. Satengah buah
leunca
Setengah gila,
kurang ingatan
688. Satru
kabuyutan
Musuh
bebuyutan, musuh sejak lama
689. Satungtung
deuleu
Sawah atau
ladang yang sangat luas.
690. Saungkab
peundeuy
Pembicaraannya
ringkas, dan kedengarannya agak janggal
691. Saur manuk
Sepakat; semua
orang menyetujui keputusan forum;
Semua orang
menjawab dengan serempak.
692. Saumur
nyunyuhun hulu
Seumur hidup
693. Sawah ledok,
bojo dénok
Kebahagiaan
lelaki yang memiliki kekayaanyang cukup dan istri yang cantik.
694. Sawaja
sabeusi
Sama-sama kaya
695. Sawan
geureuh
Membatalkan
sesuatu yang telah direncanakan karena diperbincangkan orang terlebih dahulu.
696. Sawan kuya
Orang yang
naik (pohon) tidak dapat turun;orang yang berhenti bekerja susah untuk memulai
lagi
697. Selang-seling
Kadang ingat
kadang tidak (orang yang gila, pingsan atau sakit)
698. Selenting
bawaning angin,
kolébat bawaning béja
Berita yang
belum jelas kebenarannya. Kabar burung.
699. Sembah
kuriling
Meminta izin
atau maaf kepada seseorang.
700. Sendén
kalémékan
Menjadi bahan
perbincangan banyak orang.
701. Séngsérang
padung
Umurnya sudah
mendekati ajal
702. Séngsérang
panon
Wanita atau
jejaka yang menginjak masa puber; senang memandang lawan jenisnya
703. Sentak
badakeun
Mula-mula giat
dan bersemangat tinggi, tetapi
kemudian pudar
atau padam
704. Sepi paling,
towong rampog
Aman tentram,
tidak pernah ada pencuri atau perampok.
705. Serah
bongkokan
Menyerahkan
diri
706. Seuri konéng
Tertawa yang
dipaksakan.
707. Sétan
bungkeuleukan
Orang yang
kelakuannya jahat sekali, tidak berperikemanusiaan
708. Seuseut
batan neureuy keueus
Sulit sekali
709. Sibanyo
laleur
Dalam waktu
yang singkat, makanan yang tersaji habis sama sekali.
710. Si Cépot
jadi raja
Orang yang
tidak mempunyai kepandaian apa-apa bisa jadi pemimpin atau direktur
711. Siduru isuk
Melaksanakan
hajatan (khitanan atau menikahkan) tidak dengan pesta yang meriah
712. Sieun
nyakclak jadi bahé
Takut rugi
sedikit, malah mengalami rugi banyak
713. Sieuran
Rupa
(perempuan) yang terlihat sepintas jelek, tetapi kalau diperhatikan dengan
seksama ternyata cantik
714. Siga béntang
kabeurangan
Cantik sekali
715. Siga bungaok
Jelek sekali
716. Siga Si
Cépot
Lelaki yang
parasnya jelek sekali
717. Siger tengah
Bertindak
bijaksana, adil, dan obyektif
718. Sing aya
guam
Harus ada
kemaunan, jangan diam saja.
719. Sireum
ateulan
Membagi
makanan tidak sama besar/banyak
720. Sirik pidik
Merasa iri
kepada keberhasilan orang lain.
721. Sisit kadal
Bernasib buruk
722. Sisit kancra
Bernasib baik
723. Sono bogoh geus
kalakon,
nyeri peurih geus
kapanggih,
lara wirang geus
kasorang
Suka duka
dalam hidup sudah teralami
724. Suku sambung
léngkah,
biwir sambung lémék
Menyampaikan
maksud orang lain kepada seseorang
725. Sulaya tina
sangka
Jauh dari
sangkaan.
726. Sumput
salindung
Selingkuh
727. Sundul ka
langit
Tinggi sekali
(kelihatannya seperti yang menonjol ke angkasa)
728. Sup bayu ka
kurungan
Diucapkan
kepada bayi yang sedang menguap sambil menutup mulutnya.
729. Surup jeung
lelembutan
Sesuai dengan
kemauan.
730. Tarangna
téja mentrangan
Jidatnya bagus
sekali dan bercahaya
731. Taktak
korangeun
Pundak yang
agak turun ke bawah seperti wadah ikan yang terbuat dari anyaman bambu (Sunda:
korang)
732. Tamba gado
ngagayot
Menikmati
makanan alakadarnya daripada tidak sama sekali
733. Tamplok
batokeun
Memberi orang
tidak dengan perhitungan sehingga dirinya tidak mendapat bagian.
734. Tapel adam
Tempat
dilahirkan
735. Tarajé
nanggeuh dulang tinandé
Siap sedia
untuk menjalankan perintah
736. Taya geusan
pakumaha
Tidak ada
orang yang bisa diajak berembug
737. Taya dunya
kinasihan
Apa pun akan
diberikan untuk orang yang disayangi.
738. Taya genah
panasaran
Merasa puas
hati
739. Taya halodo
panyadapan
Tidak ada
hentinya bertengkar atau memarahi.
740. Taya siruaneunana
Orang yang
tidak berguna
741. Taya tangan
pangawasa
Tidak berdaya
742. Teguh pancuh
Kuat atau
teguh pendirian
743. Témbong
gelor
Suatu tempat
(daerah) tampak seperti dekat, tetapi kalau ditempuh sangat jauh
744. Témbong
tambagana
Kelihatan
sifat aslinya
745. Terusing
ratu, rembesing kusumah
Turunan
ningrat atau bangsawan
746. Teu asa
jeung jiga
Sudah seperti
dengan saudara sendiri
747. Teu asup
kolem
Tidak termasuk
orang yang diperhitungkan; tidak terdaptar dalam kelompok yang penting.
748. Teu asup ka
rewah mulud
Tidak diakui
keberadaannya, karena kelakuan yang kurang baik
749. Teu aya
geuneuk maleukmeuk
Tidak ada
perasaan dendam
750. Teu badé
gawé
Bekerja
asal-asalan sehingga hasil tidak memuaskan.
751. Teu
basa-basa acan
Tidak memberi
tahu atau tidak berterima kasih.
752. Teu basa teu
carita
Tidak ada
kabar sama sekali
753. Teu beunang
dibuni bau
Tidak perlu
disembunyikan, lebih baik berterus terang saja.
754. Teu boga
cedo
Tidak punya
malu
755. Teu boga
pikir rangkepan
Tidak punya
rasa curiga atau cemburu
756. Teu boga
tulang tonggong
Tidak punya
simpanan (harta benda)
757. Teu busik
bulu salambar
Tidak ada luka
sama sekali pada saat bertarung atau mendapat kecelakaan
758. Teu cai
atah-atah acan
Ketika
bertamu, tidak disuguhi apa-apa.
759. Teu ditarik
teu ditakon
Keberadaan
seseorang dalam suatu forum atau lingkungan tidak mendapat perhatian
760. Teu didéngé
ku tai ceuli
Tidak mau
mendengar nasihat sedikitpun.
761. Teu
didingding kelir
Blak-blakan
atau berterus terang
762. Teu éléh
géléng
Tidak kalah
omongan, kepintaran, keterampilan oleh orang lain
763. Teu elok teu
embol
Tidak datang
sama sekali
764. Teu embut
teu ciak
Tidak memberi
khabar sama sekali
765. Teu gedag
bulu salambar
Tidak merasa
takut
766. Teu gugur teu
angin
Kejadian yang
sangat tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda atau sebab-sebab sebelumnya
767. Teu hir teu
walahir
Tidak ada tali
persaudraan sama sekali
768. Teu inget
sacongo buuk
Lupa sama
sekali
769. Teu
kabasaan-kabasaan acan
Tidak
mengucapkan rasa gembira atau pun ucapan terima kasih
770. Teu kaur
buluan
Tidak dapat
menyimpan rejeki karena selalu ada keperluan yang tidak diduga-duga (mendadak)
771. Teu kakurung
ku entik
Tidak termasuk
orang yang akan diberi (makanan)
772. Teu
kaleungitan peuting
Tidak pernah
samalam pun ditinggal suaminya
773. Teu lémék
teu nyarék
Tidak
berbicara apa-apa
774. Teu mais teu
meuleum
Tidak turut
campur, tetapi pada saat ada masalah turut dipersalahkan
775. Teu meunang
ciatah
Tidak mendapat
pembelaan.
776. Teu nalipak
manéh
Tidak
mempertimbangkan keberadaan diri sendiri
777. Teunggar
kalongeun
Sering
termangu karena sering dimarahi.
778. Teu
ngalarung nu burung,
teu nyésakeun nu édan
Mengumbar
nafsu birahi dan tanpa pilih-pilih
779. Teu nginjeum
ceuli teu nginjeum mata
Menyaksikan
sendiri, bukan berita dari orang lain
780. Teu nyaho di
alip bingkeng
Bodoh sekali
781. Teu nyaho di
hitut bau
Orang bodoh,
tidak mengetahui urusan
782. Teu nyaho di
kalér kidul
Linglung
783. Teu nyaho di
lauk
Tidak tahu
diuntung
784. Teu pindo
gawé (damel)
Mengikuti apa
yang diperintahkan.
785. Teu puguh
alang ujurna
Tidak jelas
permasalahannya.
786. Teu puguh
monyét hideungna
Tidak jelas
permasalahannya.
787. Teu sanak
teu kadang
Hidup
sendirian tidak memiliki keluarga.
788. Teu tuah teu
dosa
Tiba-tiba
dimarahi, padahal tidak punya kesalahan.
789. Teu uyahan
Kurang ajar.
790. Tibalik
pasangan
Bertukar
pasangan hidup.
791. Ti batan
kapok anggur gawok
Mendapat
pelajaran yang pahit tetapi tetap mengulangi lagi perbuatan yang sama, malah
kian menjadi-jadi.
792. Ti batan
meunang pala
kalah meunang palu
Daripada
mendapat hadiah, malah kena marah.
793. Tiis ceuli
hérang mata
Hidup aman
tentram.
794. Tiis dingin
paripurna
Hidup aman
tentram.
795. Tiis
leungeun
Jika bercocok
tanam, selalu tumbuh subur dan berhasil.
796. Ti kikirik
nepi ka jadi anjing
Dari kecil
sampai dewasa.
797. Tikoro
kotokeun, caréham hayameun
Pagi-pagi
harus sudah makan; mudah lapar.
798. Tinggal
tulang jeung kulit
Kurus kering.
799. Ti ngongkoak
nepi ka ngungkueuk
Sejak kecil
sampai dewasa.
800. Ti peuting
kapalingan,
ti beurang kasayaban
Selalu lengah.
801. Tipu keling
ragaji Inggris
Orang yang
melakukan penipuan dengan cara merayu-rayu; memperoleh keuntungan dengan cara
menipu
802. Titirah ngadon
kanceuh
Pindah ke
tempat lain dengan maksud ingin sembuh dari sakit,malah semakin parah.
803. Tisusut
tidungdung
Bekerja sekuat
tenaga.
804. Trong kohkol
morongkol,
dur bedug murungkut
Mendengar
panggilan shalat, malah tidur.
805. Tuang jinis
Mentertawakan
kelakuan sendiri.
806. Tumpang
sirang
Menyimpan
sesuatu tidak pada tempatnya.
807. Tumorojog
tanpa larapan
Datang tanpa
memberi tahu sebelumnya.
808. Tunggal
sakocoran.
Masih satu
turunan, tidak usah sombong.
809. Tunggul
kuris
Bekas luka
penyakit borok.
810. Tunggu
tutung
Karena kurang
sigap atau hati-hati, benda yang dijaganya hilang..
811. Turun ka
ranjang
Menikahi adik
ipar.
812. Turunan
tumenggung sundung, patih arit
Keturunan
masyarakat biasa, tapi berperilaku seperti keturunan menak atau bangsawan.
813. Tutung
atahan
Masakan yang
hangus, tetapi masih mentah.
814. Tuturut
buntut
Ikut-ikutan
saja, tidak tahu permasalahannya.
815. Tuturut
munding
Mengikuti kata
orang meskipun tidak tahu permasalahannya; mengikuti apa yang dilakukan orang
lain.
816. Tutus
langkung, képang halang
Perkataan yang
kurang tepat
817. Uang semir
Uang untuk
menyuap.
818. Ucing garong
Orang yang
suka merampok dan mengganggu perempuan.
819. Ukur pulang
modal
Kembali modal,
berdagang tidak untung tidak rugi.
820. Ukur ubar
puruluk
Obat kampung
untuk mengobati sementara.
821. Ulah aya nu
didingding kelir.
Jangan ada
yang dirahasiahkan atau disembunyikan.
822. Ulah incah
balilahan
Harus tetap
setia, tidak pindah ke mana-mana.
823. Ulah sambat
kaniaya
Jangan suka
menghina dan menyakitki orang lain karena suatu saat akan ada yang membalasnya.
diblas atau
kena batunya.
824. Ulah
tiis-tiis jahé
Harus waspada.
825. Umur
gagaduhan, banda sasmpiran.
Usia dan harta
benda pada hakikatnya kepunyaan Allah.
826. Umur geus
tunggang gunung
Usia seseorang
yang sudah tua.
827. Unggah adat
Menjadi
sombong karena mendapat jabatan atau mendadak kaya.
828. Unggah balé
watangan
Dibawa ke
pengadilan atau disidangkan.
829. Urang curug
ngebul
Orang kampung
yang jauh dari perkotaan.
830. Urang
kampung bau lisung,
Cacah rucah atah
warah.
Orang kampung
yang jauh dari perkotaan, tidak bermoral, dan tidak berpendidikan.
831. Uteuk éncér
Pintar.
832. Uteuk tongo
walang taga
Segala sesuatu
yang ada di dunia adalah
milik Allah.
833. Watang
sinambungan
Masalah orang
yang kait-mengkait dan berakibat jelek.
834. Wawuh
munding
Mengenal orang
hanya sepintas.
835. Weruh
sadurung winarah
Serba tahu
836. Weureu
seubeuh
Sudah
mengenyam harta kekayaan seseorang yang diikutinya.
837. Weweg
bendunganana
Kuat dalam
memegang aturan agama dan hukum.
838. Wiwirang di
kolong catang
Mendapat malu
yang sangat besar.